Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Japan Tobacco: Perlu Koordinasi Pemerintah dan Industri Rokok

Japan Tobacco International Indonesia menyatakan bahwa koordinasi antara pemerintah dan pelaku industri sangat diperlukan untuk mengatur industri yang ketat regulasi seperti industri rokok.

Bisnis.com, JAKARTA – Japan Tobacco International Indonesia menyatakan bahwa koordinasi antara pemerintah dan pelaku industri sangat diperlukan untuk mengatur industri yang ketat seperti industri rokok.

President Director Japan Tobacco International (JTI) Indonesia Akhil Bhardwaj mengatakan bahwa sebagai pemain di industri rokok, pihaknya menyadari betul bahwa industri tersebut harus diawasi dengan ketat.

Meski demikian, berkaca dari negara lain seperti Jepang yang seimbang antara regulasi dan pertumbuhan industri, dia menyarankan agar pemerintah tetap harus terbuka untuk menerima pendapat dari pelaku industri.

“Apa lagi regulasi di Indonesia berubah dengan sangat cepat. Situasinya memang lebih menantang saat ini. Kami setuju bahwa orang harus tahu risiko produk kami, tapi mereka tetap punya kebebasan untuk memilih. Yang penting masih ada dialog antara stakeholder dan industri,” ujarnya, Kamis (28/4/2016).

Dia menjelaskan bahwa JTI masuk ke Indonesia pada 2011 dengan fokus kepada rokok putih untuk kelas premium. Adapun hingga kini, produk yang beredar di Indonesia masih diimpor dari pabrik mereka di Malaysia.

“Produk kami bukan kretek seperti umumnya yang dikonsumsi oleh mayoritas konsumen di Indonesia. Untuk itu kami berharap bisa mulai memperkuat merek-merek kami dengan berinvestasi lebih pada pembangunan merek dan juga perluasan cakupan distribusi,” jelasnya.

Saat ini, JTI merupakan pemegang pangsa terbesar untuk beberapa negara seperti Jepang, Taiwan dan Rusia yang merupakan negara dengan pasar rokok terbesar selain Indonesia. Dia menambahkan bahwa pihaknya cukup terlambat masuk ke pasar Asia Tenggara. Meski demikian, JTI sudah mulai membangung bisnis di Thailand, Vietnam dan juga Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Shahnaz Yusuf
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper