Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sekitar 2,7 miliar dolar AS sepanjang Januari-Mei 2016, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.
Menurut Suryamin, nilai tersebut disebabkan karena nilai ekspor Indonesia di periode waktu yang sama lebih tinggi daripada impor, di mana nilai ekspor tercatat US$56,59 miliar dan impor US$53,89 miliar.
"Namun jumlah ini tersebut masih lebih rendah dibandingkan neraca perdagangan Januari-Mei 2015, di mana surplus mencapai US$3,9 miliar," ujar Suryamin dalam pemaparan di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Adapun dari jumlah tersebut, dalam periode lima bulan pertama 2016, ekspor migas tercatat US$5,3 miliar dan impor US$6,9 miliar. Sementara nonmigas, ekspornya tercatat US$51,2 miliar dan impor US$46,96 miliar.
Ekspor nonmigas tersebut turun 5,35% bila dibandingkan dengan 2015 dan ekspor hasil tambang lainnya turun 26,91%.
Ekspor Indonesia menurut provinsi pada Januari-Mei 2016, terbesar berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$10,25 miliar (18,11% dari total nilai ekspor), kemudian Jawa Timur 8,US$17 miliar (14,4%) dan Kalimantan Timur US$5,49 miliar (9,71%).
Nilai ekspor Indonesia di lima bulan pertama 2016 ke negara-negara ASEAN adalah 11,15 miliar dolar AS dan impor 10,4 miliar dolar AS. Tiga negara tujuan ekspor-impor Indonesia terbesar di kawasan ini adalah Singapura (ekspor 3,7 miliar dolar AS, impor 2,99 miliar dolar AS), Malaysia (ekspor 2,3 miliar dolar AS, impor 1,95 miliar dolar AS), dan Thailand (ekspor 1,8 miliar dolar AS, impor 3,7 miliar dolar AS).
Untuk kawasan Uni Eropa, total nilai ekspor Indonesia pada Januari-Mei 2016 adalah 5,8 miliar dolar AS dan impor 4,4 miliar dolar AS, dengan beberapa tujuan ekspor-impor terbesar adalah Jerman, Belanda dan Italia.
Selain itu, negara-negara lain yang menjadi mitra utama ekspor-impor Indonesia adalah Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, India, Australia, Korea Selatan dan Taiwan.
Neraca perdagangan Indonesia dengan ketujuh negara tersebut mengalami defisit US$2,3 miliar, dari nilai ekspor US$24,2 miliar dan impor US$26,5 miliar. Defisit tertinggi berasal dari hubungan ekspor impor dengan Tiongkok yang nilainya mencapai US$7,4 miliar.
Pada Januari-Mei 2016, nilai ekspor ke Tiongkok senilai US$4,8 miliar, sementara impor dari negara Tirai Bambu tercatat US$12,2 miliar.
NERACARA PERDAGANGAN: Indonesia Surplus US$2,7 Miliar
Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sekitar US$2,7 miliar sepanjang Januari-Mei 2016, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu