Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia masih mempertahankan tren surplus hingga 55 bulan berturut-turut. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa surplus neraca dagang November 2024 senilai US$4,42 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa dengan realisasi itu, neraca dagang Indonesia terus mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Ekspor per November 2024 tercatat senilai US$24,01 miliar, dengan nilai impor yang lebih kecil sehingga surplus terjaga.
"Total nilai impor mencapai US$19,59 miliar atau turun 10,71% dari kondisi Oktober 2024," ujar Amalia dalam konferensi pers pada Senin (16/12/2024).
Komoditas yang memberikan sumbangsih surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 71).
"Surplus neraca perdagangan pada November 2024 ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," ujar Amalia.
Sebelumnya, berdasarkan konsensi proyeksi para ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah atau median surplus neraca perdagangan November 2024 diperkirakan sebesar US$2,38 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah dari realisasi neraca dagang Oktober 2024 senilai US$2,48 miliar.
Baca Juga
Estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom dari JP Morgan Chase Bank NA Sin Beng Ong dengan nominal US$3,6 miliar.
Sebaliknya, estimasi terendah diberikan oleh ekonom Barclays Bank PLC Brian Tan dengan angka US$1,65 miliar.
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia surplus senilai US$2,2 miliar pada November 2024.
Josua mengakui bahwa tren surplus perdagangan akan terus berlanjut seperti yang terjadi dalam 54 bulan terakhir. Kendati demikian, sambungnya, belakangan juga terjadi tren penurunan surplus perdagangan akibat tidak seimbangnya pertumbuhan impor dengan ekspor.
"Meskipun ekspor dan impor diperkirakan masih akan menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun, pertumbuhan impor diperkirakan akan melampaui pertumbuhan ekspor," jelas Josua kepada Bisnis. (Surya Dua Artha Simanjuntak)