Bisnis.com, JAKARTA - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengaku terus melakukan banyak terobosan guna meningkatkan kualitas beras sejahtera (rastra), atau yang sebelumnya disebut beras miskin (raskin).
Hal itu menanggapi kritikan wakil rakyat atas kualitas rastra yang kerap berkutu, berbau dan rusak.
"Masalah beras rusak itu bisa dimulai sejak datangnya beras. Bisa karena saat datang sudah rusak, bisa juga rusak di dalam gudang kami, atau mungkin rusak di titik-titik penyimpanan dalam alur distribusi," kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Kendati demikian, lanjut Djarot, pihaknya telah melakukan berbagai upaya seperti membangun laboratorium mini di gudang utama Bulog hingga melibatkan pemeriksa kualitas independen untuk memeriksa kualitas beras.
"Selain ada pemeriksa independen, kami juga membentuk tim pengelola kualitas awal di mana mereka bertanggungjawab jika beras yang keluar gudang tidak memenuhi syarat kualitas," katanya.
Djarot menuturkan, saat ini pihaknya tengah mengimplementasikan sistem pengemasan ulang sebelum rastra disalurkan ke penerima sehingga bisa memastikan kualitas beras masih baik atau tidak.
"Jadi semua beras yang masuk itu ukuran 50 kg. Dalam satu-dua bulan rencana penyaluran akan ada 'repacking' (pengemasan ulang) ke kemasan 15 kg sesuai standar rastra. Ini memperkecil kemungkinan beras yang tidak memenuhi syarat keluar dari gudang kami," katanya.
Lebih lanjut, Djarot mengatakan pihaknya tidak menampik adanya kemungkinan beras berkualitas kurang baik yang diterima masyarakat. Namun, Bulog memberi waktu pelaporan 1x24 jam agar beras tersebut bisa diganti.
"Kami juga sudah melakukan uji coba di beberapa titik, untuk mencantumkan tanggal keluar gudang dan tanggal distribusi untuk menjaga kualitas beras," ujarnya.
Bulog Klaim Lakukan Banyak Terobosan Tingkatkan Kualitas Raskin
Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengaku terus melakukan banyak terobosan guna meningkatkan kualitas beras sejahtera (rastra), atau yang sebelumnya disebut beras miskin (raskin).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

27 menit yang lalu
Wamen PU Ingatkan Pentingnya TKDN di Proyek Infrastruktur

32 menit yang lalu
Kesepakatan Jual Beli Gas Blok Masela Ditarget Juni 2025

51 menit yang lalu
Prabowo Teken Inpres 6/2025, RI Stop Impor Beras

1 jam yang lalu
Hadapi Tarif Trump, Indef: Ada Risiko Defisit APBN RI Melebar
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
