Bisnis.com, JAKARTA—Gerakan Matahati bekerja sama dengan Jakarta Eye Center (JEC) Kedoya akan menggelar operasi pengobatan bagi 910 penderita katarak. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati sewindu Gerakan Matahati dan ulang tahun ke-91 salah satu pendirinya, Pandji Wisaksana.
Program tersebut sejalan dengan visi pemerintah Indonesia mewujudkan 2020 bebas buta katarak.
Data Departemen Kesehatan RI menyebutkan katarak menjadi penyebab 50% kebutaan di Indonesia dan setiap tahun diperkirakan kasus baru buta katarak bertambah 0,1% dari total penduduk. Sementara itu, kemampuan mengurangi penderita buta katarak melalui operasi baru mencapai 180.000 per tahun, sehingga setiap tahun selalu terjadi peningkatan backlog katarak lebih kurang 70.000.
Presiden Direktur JEC Korporat & Direktur Utama JEC Kedoya Johan A. Hutauruk mengungkapkan katarak atau kekeruhan lensa mata masih menjadi salah satu penyebab kebutaan terbanyak di dunia, diperkirakan setiap tahun ada satu penderita baru katarak di antara 1.000 orang. Keberadaan Indonesia sebagai negara tropis, menjadikan penduduknya memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penduduk di daerah subtropik.
“Kami berharap ke depannya akan semakin banyak mitra kerja yang turut mendukung kegiatan ini, sehingga dapat mempercepat tercapainya visi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia bebas buta katarak,” paparnya dalam siaran pers, Sabtu (23/7/2016).
Ketua Pelaksana Matahati Wandi S. Brata mengatakan Gerakan Matahati telah rutin membantu pelaksanaan operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu sejak awal berdirinya pada tahun 2008. Sampai dengan Maret 2016 Matahati telah melakukan 14.825 operasi bagi sekitar 18.025 pasien tidak mampu.
“Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien penderita katarak dan tentunya turut mendukung visi Gerakan Matahati dan pemerintah,” katanya.
Ketua Service Katarak Setiyo Budi Riyanto menjelaskan standar pelayanan internasional ini juga berlaku dalam pelaksanaan Bakti Katarak hari ini. Penerapan teknologi terkini dalam prosedur operasi mempercepat proses pengangkatan katarak dan waktu pemulihan pasca operasi yang relatif lebih singkat.
“Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai lembaga yang peduli kesehatan mata, salah satunya Komite Mata Nasional (Komatnas) – lembaga di bawah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membantu pemerintah dalam menurunkan angka kebutaan di Indonesia, dengan salah satu misinya mengkoordinasi berbagai kegiatan operasi mata gratis; dan Perhimpunan Dokter Mata Se-Indonesia (PERDAMI),” ucapnya.
Perlu diketahui, Gerakan Matahati merupakan lembaga yang mengupayakan pelaksanaan operasi bagi penderita katarak yang tidak mampu secara gratis. Matahati bekerja sama dengan beberapa lembaga dan mitra lainnya. Selain Jakarta, kegiatan ini akan berlangsung di beberapa kota secara bertahap hingga tercapai 910 orang.