Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) memangkas kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi di perairan lepas pantai Bangkalan, Madura, seiring dengan penurunan harga minyak dunia.
Kendati demikian, dengan produksi gas sekitar 100 hingga 110 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan minyak sekitar 10.000 barel per hari (BOPD) PHE WMO tetap mampu berkontribusi dalam pencapaian target induknya yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
“Produksi PHE WMO menjadi salah satu tulang punggung bagi tercapainya target produksi PHE pada semester I/2016. Kami harap kinerja ini terus ditingkatkan dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan pekerja dan lingkungan,” kata Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi dalam siaran pers, Rabu (17/8/2016).
Penegasan itu disampaikan Gunung Sardjono saat ramah tamah dengan karyawan dan warga seusai menjadi inspektur upacara peringatan HUT Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia yang berlangsung di areal ORF (Onshore Receiving Facility) Desa Sidorukun, Gresik.
Gunung memaparkan produksi gas PHE sampai saat ini (year to date) sebesar 776,6 MMSCFD. PHE memproyeksikan produksi gas hingga akhir 2016 mampu menembus 724,6 MMSCFD, naik dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 678 MMSCFD.
Untuk minyak, PHE belum akan meningkatkan produksi karena kondisi harga minyak yang relatif masih rendah. Meski begitu, pada akhir 2016, PHE mematok produksi minyak 62.613 BOPD, lebih tinggi dari target 61.000 BOPD.
Keberhasilan PHE WMO, lanjut Gunung, bukan hanya buah kerja keras karyawan dan manajemen, tetapi pastilah juga berkat dukungan seluruh pemangku kepentingan, khususnya warga di sekitar areal operasi atau pun ORF yang ada di Gresik.
Sementara itu, upacara peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan Indonesia yang dipimpin langsung Presdir PHE diikuti oleh pekerja pengeboran, administrasi, petugas security, tokoh masyarakat, pemuda, dan perwakilan perangkat Desa Sidorukun, Gresik.
TARGET PERTAMINA
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dalam sambutan tertulis yang dibacakan Gunung mengatakan, mengacu tema peringatan kemerdekaan untuk mencapai kedaulatan, Pertamina sebagai tangan negara terus meningkatkan kehadirannya.
Melayani masyarakat di setiap jengkal wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Untuk itu, Pertamina tidak hanya fokus pada bisnis semata melainkan masuk ke pedalaman hingga pulau-pulau kecil hingga ke wilayah perbatasan.
Berkaitan dengan semangat kemajuan sebagai implementasi buah proklamasi, Dwi berharap Pertamina terus meningkatkan peran dalam kesejahteran masyarakat melalui peran di sektor industri energi.
Dipaparkan, beberapa peran proyek strategi sedang dijalankan. Diantaranya, pengembangan lapangan Jambangan Tiung-Biru, pembangunan 13 pembangkit listrik tenaga panas, pengembangan terminal BBM di Pulau Sambu, dan di Tanjung Uban, Kepulauan Riau.
“Selain itu ada peningkatan kapasitas kilang melalui program RDMP Balikpapan, Cilacap, Dumai, dan Balongan. Serta pembangunan kilang baru melalui program GRR di Bontang, dan Tuban. Tidak ketinggalan pula pembangunan perpipaan gas Gresik-Semarang. Dari semua kegiatan itu melibatkan 291 ribu tenaga kerja," ungkapnya.
Di bagian terakhir, Dwi dalam sambutan tertulisnya menjelaskan Pertamina mengambil inisiatif mendukung peran diplomasi pendidikan, maupun ekonomi. Khusus diplomasi ekonomi, Pertamina bekerjasama di bidang energi, baik dalam ekspor maupun impor migas. Perluasan jangkauan pelayanan pemasaran BBM dan pelumas, maupun pengembangan ladang migas di luar negeri.
Di sektor hulu misalnya, capaian produksi Pertamina meningkat. Sampai semester pertama 2016 produksi minyak mentah naik 10% dari capaian produksi 2015. Pada Agustus, Pertamina juga berencana membeli saham perusahaan minyak di luar negeri yang bila diproyeksikan menambah produksi 30.000 BOPD.
"Adapun di sektor pemasaran Pertamina juga mulai menginisiasikan operasi di luar negeri. Contohnya, untuk pelumas pihaknya sudah mengakuisisi pabrik pelumas di Thailand. Berikutnya, brand terkait dengan itu brand kami sudah ada di Timor Leste, dan Myanmar serta di beberapa negara ASEAN lainnya," ujarnya.
Selain kinerja operasional, pilar efisiensi di semua lini menghasilkan dampak keuangan yang signifikan. Pada 2015, efisiensi tersebut mencapai US$608,41 juta. Target Pertamina pada 2016 adalah sebesar US$1.635 juta.
Sampai semester pertama 2016 tercapai US$1.089 juta lebih besar 114% dari target semester pertama 2016.