Bisnis.com, LUANDA - Lebih dari 2.000 pegawai di pelabuhan terbesar kedua Angola di Lobito menggelar aksi mogok kerja setelah upah mereka tidak dibayarkan selama 4 bulan, kata pegawai yang melakukan aksi tersebut pada Rabu (24/8/2016).
"Kami memiliki keluarga dan sekarang sudah empat bulan kami tidak dibayar," ujar seorang partisipan Sebastiao Domingos kepada AFP.
"Atasan kami berjanji akan membayar kami bulan lalu, tetapi ternyata tidak sama sekali."
Aksi mogok di Lobito, sebuah pelabuhan milik pemerintah yang berada sekitar 400 kilometer bagian selatan ibu kota Luanda dan menangani minyak mentah, dimulai pada Selasa.
Juru bicara perusahaan pelabuhan, Domingo Isata, mengatakan kepada stasiun radio lokal bahwa pelabuhan tersebut mengalami keterpurukan "akibat kendala ekonomi dan keuangan yang memengaruhi pengangkutan produk."
"Perusahaan menyadari situasi ini dan kami akan segera membayar mereka sedikitnya gaji untuk satu bulan," tambahnya.
Angola, yang baru-baru ini menyalip Nigeria sebagai produsen minyak terbesar di Afrika, memompa 1,78 juta barel minyak mentah per hari.
Penurunan harga minyak telah mencekik cadangan devisa Angola dan mencederai perekonomiannya.
Kesal Tidak Digaji, 2.000 Pegawai Pelabuhan Angola Mogok Kerja
Lebih dari 2.000 pegawai di pelabuhan terbesar kedua Angola di Lobito menggelar aksi mogok kerja setelah upah mereka tidak dibayarkan selama 4 bulan, kata pegawai yang melakukan aksi tersebut pada Rabu (24/8/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu