Bisnis.com, JAKARTA -- Segmen usaha mikro kecil menengah disebut mempunyai ketahanan maupun menjadi penopang dalam dua momentum krisis ekonomi di Indonesia. Namun, segmen itu pun masih memiliki kelemahan yang membuat berisiko bila memberikan pembiayaan.
Ahmad Irfan, Direktur PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk., mengatakan walaupun segmen UMKM terbukti bisa menjadi penopang ketika kondisi ekonomi terpuruk dalam dua momentum ke belakang, tetapi segmen itu mempunyai beberapa kelemahan.
“Pertama, pemahaman terkait masalah neraca keuangan, permodalan, dan laporan keuangan. Lalu, kedua terkait perizinan,” ujarnya dalam Seminar ISEI-BI Value Added UMKM pada Kamis (15/9).
Irfan menjelaskan pemahaman pelaku UMKM terkait neraca keuangan itu sangat rendah. Hal itu pula yang membuat sulit melihat prospek usaha. Belum lagi, pelaku segmen itu kerap latah dengan bisnis yang sedang kinclong, tetapi tidak melihat prospek keberlanjutannya akan seperti apa.
“Lalu dari segi perizinan, ada pengalaman melihat salah satu produk UMKM Jawa Barat yang diekspor ke Hong Kong. Namun, ternyata itu dijual tanpa barcode sehingga Hong Kong kembali jual ke Amerika Serikat (AS) dengan menyatakan itu produknya,” jelasnya.
Dia pun memaparkan dengan melihat potensi besar UMKM Indonesia itu, bank dengan kode emiten BJBR itu pun mendorong segmen mikro kecil menengah dengan membina agar paham dalam pengelolaan uang hasil bisnis, manajemen risiko, maupun cara mengurus perizinan yang belum dipahami.
“Selain itu, kami juga memperkecil kawasan kluster yang awalnya setiap 40 km menjadi 5 km. Jadi satu kluster bisa mengurusi 200 pelaku UMKM,” ujarnya.
Ini Kelemahan UMKM di Indonesia
Segmen usaha mikro kecil menengah disebut mempunyai ketahanan maupun menjadi penopang dalam dua momentum krisis ekonomi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Surya Rianto
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
11 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
Kemendag Pastikan Minyakita Tidak Kena PPN 12%, tapi 11%
1 jam yang lalu