Bisnis.com, MEDAN - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah Sumatra Utara memastikan pada akhir tahun ini akan ada tambahan pasokan dari operasional dua pembangkit listrik yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla I 110 MW dan PLTG MPP Paya Pasir 75 MW.
Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Sumut Mustafrizal mengatakan untuk PLTG MPP Paya Pasir, saat ini pembangunan masih berlangsung. Dia berharap dengan bertambah pasokan listrik, PLN mampu menambah jumlah layanan sambungan terutama untuk pelanggan umum.
“Saat ini beban puncak untuk Sumbagut sudah mencapai 1.900 MW. Sangat sulit untuk medeteksi pasokan dan kehilangan kapasitas karena masih banyak yang dalam pemeliharaan. Kalau pembangkit dalam masa pemeliharaan, kemudian pemulihan, tidak bisa langsung penuh pasokannya. Bertahap, sekitar kurang lebih 4 hari. Kondisinya sekarang seperti ini,” jelas Mustafrizal, Rabu (26/10/2016).
Beberapa pembangkit listrik yang saat ini mengalami pemeliharaan yakni PLTA Inalum, dan PLTA Asahan. Dia mengemukakan, akibat pasokan yang terbatas, pihaknya sulit menambah pelanggan baik umum maupun industri. Saat ini, jika pasokan defisit, prioritas pemadaman adalah pelanggan industri.
“Permintaan sambungan terus datang, apalagi industri. Saat ini pelanggan yang sudah ada seperti Tambang Emas Martabe juga masih menunggu. Mereka minta 30 MW, kami baru bisa layani 2 MW, padahal sudah bayar sejak 2009. Mereka adalah pelanggan terbesar di Sumut. Dan masih banyak permintaan lainnya. Oleh karena itu, tambahan pasokan sangat mendesak,” tambah Mustafrizal.
Selain kedua pembangkit listrik tersebut, pada awal tahun depan, dia menyebutkan Sumut akan mendapatkan tambahan pasokan 240 MW dari penempatan Marine Vessel Power Plant (MVPP) dari Turki. Rencananya, MVPP ini ditempatkan di Belawan.
“Yang ini pasokannya memang cukup besar. Saat ini masih perakitan, karena butuh 1 tahun kan. Pada akhir Oktober 2016 kami perkirakan sudah berlabuh di Belawan, dan awal tahun sudah bisa menambah pasokan listrik. Saat ini memang masih disurvei lokasinya, karena harus luas dan clear dari lalu lintas laut. Kami juga memperkirakan kekuatan ombak,” kata Mustafrizal.
Beberapa pembangkit listrik yang juga dalam proses pembangunan yakni PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4. Commercial Operation Date (COD) keduanya masing-masing pada 2018 dan 2019. Kemudian, PLTA Asahan III 174 MW dengan COD pada 2019 serta PLTA Kumbih 3 di Subulussalam, Pakpak Barat 48 MW dengan COD pada 2021.
Mustafrizal menuturkan, selain membangun pembangkit listrik, solusi lain mengatasi defisit pasokan listrik di Sumut adalah realisasi sambungan transmisi 275 kV dari Aceh hingga Lampung. Jika pembangunannya selesai, maka kelebihan pasokan listrik dari Sumatra bagian Selatan dan Tengah bisa didistribusikan ke Sumbagut.
“Tapi ini juga banyak masalah. Bukan di pembebasan lahan untuk tapak tower, tapi justru kompensasi kepada masyarakat yang lahannya dilewati transmisi. Banyak ketentuan seperti tidak boleh menanam pohon keras yang bisa menyentuh transmisi dan isu menganggu kesehatan. Padahal tidak ada. Ini memang harus lebih luas kami sosialisasikan,” pungkas Mustafrizal.