Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Riil Diharapkan Bisa Topang Laju Perekonomian RI 2017

Perekonomian RI diharapkan bisa ditopang oleh sektor riil pada tahun depan sebagai dampak derasnya aliran dana yang masuk di sektor keuangan tahun ini.
Hendri Saparini/BISNIS
Hendri Saparini/BISNIS

Bisnis.com, PALEMBANG - Perekonomian RI diharapkan bisa ditopang oleh sektor riil pada tahun depan sebagai dampak derasnya aliran dana yang masuk di sektor keuangan tahun ini.

Ekonom Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan sudah seharusnya pertumbuhan sektor riil melaju pada 2017.

"Apa yang sudah masuk ke sektor keuangan, seperti tax amnesty, diharapkan bisa masuk ke sektor riil tahun depan," katanya saat acara Entrepreneur Network Forum: Prospek Ekonomi 2017 Potensi dan Optimisme yang digelar Bank BTPN bersama Bisnis Indonesia, Rabu (26/10/2016).

Hendri mengatakan sektor keuangan dan telekomunikasi memang masih menjadi sektor yang pertumbuhannya paling tinggi pada kuartal II/2016, yakni sebesar 13,51%.

Sementara sektor riil, seperti konstruksi dan transportasi tercatat hanya tumbuh sekitar 6%. Bahkan sektor pertanian tumbuh sebesar 3,23%.

Dia melanjutkan kebijakan pemerintah juga diharapkan bisa mendukung percepatan sektor riil, seperti penetapan sepuluh destinasi pariwisata untuk 2017.

"Pemerintah sudah tetapkan sepuluh destinasi pariwisata, harapannya langkah itu bisa menjadi faktor penggerak utama perekonomian tahun depan," ujarnya.

Dalam asumsi makro RAPBN 2017, pertumbuhan ekonomi tahun depan ditarget sebesar 5,1% turun tipis dari proyeksi pencapaian 2016 sebesar 5,2%.

Secara umum, kata dia, perekonomian tahun depan juga masih akan bergantung pada China karena pasar utama ekspor komoditas andalan, seperti karet, CPO dan batu bara mayoritas berasal dari China.

Hendri menjelaskan meskipun sedang mengalami proses penyesuaian (rebalancing), pertumbuhan ekonomi China juga terkendali pada level yang ditargetkan pemerintahnya.

"Perekonomian negara-negara berkembang yang tahun ini mengalami resesi, seperti Brasil dan Rusia, juga diperkirakan mulai tumbuh positif ditopang oleh harga komoditas yang diperkirakan membaik tahun depan," jelasnya.

Meskipun demikian, lanjut Hendri, potensi risiko tetap harus diwaspadai terutama di sektor keuangan seperti dampak dari pelonggaran moneter bank sentral AS dan berlanjutnya pelemahan ekonomi Uni Eropa.

Pertumbuhan ekonomi tahun depan juga dinilai bakal didukung kebijakan Bank Indonesia baik dari sisi moneter maupun makroprudensial.

"Kegiatan ekspor tahun depan juga akan menguat dibandingkan tahun ini mengikuti tren peningkatan harga-harga komoditas global dan pertumbuhan ekonomi tujuan ekspor yang semakin solid," jelasnya.

Sementara itu Wakil Direktur Utama BTPN Ongki W. Dana mengatakan perusahaan berkomitmen menjadi mitra dalam perkembangan bisnis nasabah serta menangkap peluang ekonomi yang ada.

"Salah satu bentuk komitmen kami adalah meluncurkan BTPN Mitra Bisnis, yaitu unit usaha yang dirancang khusus untuk melayani berbagai kebutuhan dari pelaku UMKM," katanya.

Produk perbankan itu, kata dia, bisa memberikan kesempatan kepada nasabah atas terbukanya akses ke pasar yang lebih luas dan pengembangan kapasitas diri dalam berbisnis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper