Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luas Lahan Pertanian Yogyakarta Hanya 100.000 Ha

Total luas lahan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakart (DIY) tidak lebih dari 100 ribu hektare (ha) atau tidak lebih dari 30 persen dari seluruh luas wilayah DIY.
Lahan pertanian.Ilustra-Bisnis
Lahan pertanian.Ilustra-Bisnis

Bisnis.com, YOGYAKARTA -  Total luas lahan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakart (DIY) tidak lebih dari 100 ribu hektare (ha) atau tidak lebih dari 30 persen dari seluruh luas wilayah DIY.

"Luasan lahan pertanian tersebut tidak mencukupi untuk menghasilkan beras yang dibutuhkan seluruh penduduk DIY," ujar Dosen Jurusan Perencanaan Pengembangan Wilayah, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Andri Kurniawan, di Kampus UGM, Yogyakarta, Rabu (26/10/2016).

Ia menerangkan, bahwa terbatasnya lahan pertanian yang ada sekarang tidak terlepas dari adanya konversi lahan pertanian ke nonpertanian sebagai dampak dari urbanisasi spasial terutama di wilayah pinggiran kota.

Kendati demikian, katanya, luasan lahan pertanian yang ada pun tidak semua memiliki produktivitas tinggi, karena sebagian lahan pertanian mempunyai produktivitas rendah terutama di sebagian wilayah Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo yang lahan pertaniannya merupakan lahan pertanian kering atau lahan pertanian tadah hujan.

"Pada wilayah pertanian tersebut, produktivitasnya tidak lebih dari empat ton per hektar," kata Andri.

Ia menjelaskan, dari empat kabupaten dan kota Yogyakarta, produksi beras di Kabupaten Sleman yang mengalami surplus sebesar 26,8 ribu ton per tahun.

Surplus beras tersebut dapat digunakan menyuplai beras wilayah kabupaten/kota lain yang kondisinya mengalami defisit beras. imbuhnya.

Selain daya dukung pangan, tambah Andri, daya dukung bioekologi atau sumberdaya lahan juga mengalami defisit sumber daya lahan sebesar 0,085 hektare global per kapita. Hal itu berbeda dengan daya dukung sumber daya air, udara, permukiman, barang dan limbah serta pelayanan, dimana nilai daya dukungnya masih cukup tinggi, tambah Andri.

Di masa mendatang, kata Kurniawan, pengembangan daya dukung wilayah DIY untuk menunjang keberlanjutan pembangunan perlu dilakukan pengaturan komposisi penggunaan lahan dan komponen daya dukung lain agar mencapai kondisi seimbang.

"Tapi semuanya bergantung dari pengaturan pola pemanfaatan ruang," ungkap dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper