Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KERAJINAN: Jelang Natal, Ekspor Bebek Bambu Indonesia Laris Manis

Permintaan ekspor kerajinan produk cenderamata bebek asal Desa Jambu Kulon, Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjelang Natal meningkat hingga sekitar 50% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Perajin bebek kayu, Surono, menggergaji akar bambu, di Klaten./Ilustrasi-JIBI-Ivanovich Aldino
Perajin bebek kayu, Surono, menggergaji akar bambu, di Klaten./Ilustrasi-JIBI-Ivanovich Aldino

Bisnis.com, KLATEN - Permintaan ekspor kerajinan produk cenderamata bebek asal Desa Jambu Kulon, Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjelang Natal meningkat hingga sekitar 50% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Eni Purwanti (35), seorang perajin di Desa Jambu Kulon RT 02/RW 10, Kecamatan Ceper, di Klaten, Jumat (25/11/2016), mengatakan cenderamata bebek produksinya yang sedang digemari pasar luar negeri antara lain dengan aksesori mengenakan topi, sepatu bot, dan ski.

Eni mengatakan pesanan kerajinan bebek datang dari Belgia, dan bulan ini mencapai 1.500 buah ke Belgia. Menurutnya, pemesan dari luar negeri itu, datang sendiri ke Klaten dan memilih sesuai dengan permintaan yang sedang ngetren.

"Bebek yang diproduksi di Klaten ini, tidak hanya dijual ke Belgia atau negara asal pemesan. Namun, bebek ini oleh pemesan juga dikirimkan ke negara lain, seperti Australia, Belanda, dan Amerika Serikat," kata Eni lagi.

Eni mengatakan karena pesanan terus datang mengalir, sehingga tidak mampu melayani permintaan pasar. Menurutnya, kemampuan produksinya rata-rata baru sekitar 1.000 buah per bulan dengan menggunakan empat lima tenaga kerja.

"Bebek ini membuatnya membutuhkan keahlian khusus dan ketelitian sehingga cukup rumit. Saya harus memproduksi sesuai pesanan pelanggan," katanya lagi.

Konsumen lokal bahkan tidak mampu melayani pesanan itu, karena semuanya untuk permintaan pelanggan asal luar negeri. Pesanan cenderamata bebek kini sudah datang lagi sebanyak 1.000 buah untuk dikirim pada Desember mendatang.

Supriyanto (36), salah satu perajin asal Desa Jambu Klaten mengatakan, bahan baku dari bambu untuk membuat bebek harus mendatangkan dari Gemolong Sragen.

Harganya sekarang sudah naik mencapai Rp4.500 per buah. Padahal, harga bonggol bambu awal-awalnya hanya Rp300 per buah.

Supriyanto menjelaskan kerajinan tangan produknya tersebut berkualitas ekspor dan dijual antara Rp35.000 per buah untuk ukuran kecil, Rp80.000 per buah (sedang), dan Rp100.000 ribu per buah (besar).

Menurut Supriyanto, usaha kerajinan bebek ditekuni sejak tahun 1999, tetapi produknya mulai melayani permintaan ekspor baru pada 2014 hingga sekarang. Produknya lebih halus dan kualitas untuk ekspor.

Menurut dia, dengan usaha kerajinan bebek yang dibuat dari bahan baku bambu dan limbah kayu tersebut, hasilnya cukup menjanjikan, dan omzet penghasilan bulan ini mencapai Rp50 juta.

"Saya membuat bebek ini biaya produksinya mencapai sekitar 50% dari harga jual barangnya," kata Supriyadi yang mengaku hanya tamatan sekolah teknik mesin pada 1998.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper