Bisnis.com, JAKARTA—Salah satu proyek yang masuk daftar proyek prioritas nasional, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan di Provinsi Jawa Timur telah memenuhi kebutuhan pembiayaannya (financial close), Jumat (30/12/2016).
Sebelumnya proyek yang sempat terkatung-katung selama 43 tahun itu telah diteken kontrak investasinya pada Juli 2016.
PT Meta Adhya Tirta Umbulan, anak usaha bentukan konsorsium PT Medco Gas Indonesia dengan PT Bangun Tjipta Kontraktor tercatat sebagai badan usaha yang akan membangun dan mengoperasikan proyek tersebut.
Direktur Teknis PT Meta Adhya Tirta Umbulan Djoko Sarwono mengatakan perjanjian pemenuhan pembiayaan ini mengalami percepatan. Menurut kontrak yang diteken itu, semestinya penyelesaian segala izin teknis hingga tercapai finansial closing ditargetkan hingga Juli 2017. Bahkan, apabila belum mampu memenuhinya masih akan diberi batas waktu kelonggaran hingga enam bulan kemudian.
Percepatan dilakukan karena pemerintah pusat menginginkan percepatan supaya mata air umbulan segera dimanfaatkan oleh masyarakat Jawa Timur, terutama di musim kemarau.
Dalam pembiayaaan itu, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjadi mandated lead arranger dengan memberikan pendanaan sebesar Rp550 miliar. Sisanya, PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar Rp290 miliar.
Setelah memperoleh pendanaan dari lembaga pembiayaan dan perbankan nasional, PT Meta segera menyelesaikan dokumen-dokumen teknis seperti dokumen desain supaya konstruksi dapat dimulai pada Januari 2017 dan ditargetkan selesai konstruksinya pada 2019.
“Target dari kami konstruksi bisa mulai tahun depan, harusnya bisa Januari, tapi kalau pun tidak bisa ya jadi Februari,” katanya kepada Bisnis.com.
Dari nilai investasi proyek total Rp2,3 triliun itu, pihaknya telah memenuhi kebutuhan ekuitas senilai kurang lebih Rp300 miliar dari induk usaha.
Penandatanganan pemenuhan pembiayaan proyek itu akhirnya dapat dilakukan setelah menyelesaikan beberapa persoalan teknis yang mengadang seperti seperti pembebasan tanah nantinya akan dilewati transmisi pemipaan.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan realisasi perjanjian pinjaman ini merupakan lambang kerja sama dan kerja keras berbagai pihak karena menyangkut berbagai pihak di daerah.
Bahkan, dari pemerintah pusatmelibatkan koordinasi beberapa kementerian, seperti Bappenas, Kementerian PUPR dan kementerian keuangan. Apalagi Kementerian Keuangan juga turut memberikan bantuan dukungan kelayakan proyek senilai Rp818 miliar.
“Proyek ini menandakan bahwa proyek yang sifatnya sifatnya pelayanan dasar ternyata sekarang ini juga bisa sebagai proyek Kerja Sama Pemerintah Badan usaha (KPBU),” katanya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakya (PUPR) Basoeki Hadimoeljono mengatakan pihaknya juga akan memberikan dukungan pembangunan transmisi perpipaan 300 liter per detik menuju reservoar utama senilai Rp450 miliar. “Dukungan yang kami berikan berupa dukungan fisik, ada pembangunan fisik perpipaan,”ungkapnya.
Direktur PT IIF Arisudono Soerono mengatakan air minum memang menjadi fokus pembiayaan intitusinya selain sektor transportasi, jalan, pengairan, air limbah, telekomunikasi, ketenagalistrikan dan migas. Menurutnya, proyek SPAM Umbulan akan menjadi contoh KPBU pertama di sektor air minum.
“Infrastruktur penyediaan air minum merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur dasar tersebut patut didukung. Apalagi dengan pemberian penjaminan pemerintah,” katanya