Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memerkirakan neraca perdagangan Desember 2016 masih mencatat surplus akibat ekspor meningkat terutama oleh harga komoditas yang merangkak naik.
Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, memproyeksi surplus neraca perdagangan Desember 2016 sebesar US$0,82 miliar yang didorong oleh ekspor yang naik seperti pada tekstil dan beberapa komoditas seperti tembaga, karet, nikel, dan batu bara.
Untuk Desember 2016 (month-to-month), kenaikan ekspor komoditas minyak kelapa sawit naik 0,28%, batu bara naik 6,78%, tembaga naik 21%, karet 21%, dan nikel 55%.
"Cukup tinggi secara rata terutama faktor harga," katanya kepada Bisnis.com, Jumat (13/12/2017) petang.
Selain itu, bank sentral juga mengindikasikan adanya kenaikan barang konsumsi dan barang modal yang secara bulanan mengalami kenaikan. Sementara bahan baku agak sedikit menurun kendati secara tahunan tetap mengalami kenaikan sekitar 4%.
"Untuk impor barang modal sendiri naik sekitar 7% dibandingkan bulan sebelumnya," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat surplus senilai US$1,21 miliar pada Oktober 2016. Surplus neraca perdagangan berlanjut pada November 2016 senilai US$0,84 miliar.