Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JPMorgan Naikkan Rating Indonesia

JPMorgan Chase&Co menaikkan peringkat Indonesa satu level menjadi netral dari sebelumnya underweight setelah diputus kontraknya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi agen penjual Surat Utang Negara dan Bank Persepsi Tax Amnesty.
Jl Jenderal Soedirman, Jakarta. /Bisnis.com
Jl Jenderal Soedirman, Jakarta. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - JPMorgan Chase&Co menaikkan peringkat Indonesa satu level menjadi netral dari sebelumnya underweight setelah diputus kontraknya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi agen penjual Surat Utang Negara dan Bank Persepsi Tax Amnesty.

Analis mereka dalam laporan tertanggal Senin (16/1/2017) mengatakan volatilitas di pasar obligasi negara berkembang saat ini seharusnya sudah mereda setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS pada November lalu.

Penaikan peringkat tersebut terjadi setelah dua pekan setelah pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan bisnis dengan JPMorgan.

"Redemption dan volatilitas risiko obligasi sekarang telah selesai dalam pandangan kami,” kata analis Adrian Mowat seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (16/1/2017).

Mowat mengatakan dalam sebuah wawancara telepon mengungkapkan penaikan peringkat tersebut tidak ada hubungannya dengan tindakan pemerintah Indonesia.

Menurutnya, peningkatan peringkat tersebut akibat kenaikan imbal hasil (yield) treasury AS telah mencapai puncaknya sehingga investor kembali ke pasar negara berkembang.

Sementara itu, Indonesia menyambut penilaian baru JPMorgan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan rekomendasi netral dinilai lebih sejalan dengan fundamental.

Kementerian Keuangan sebelumnya menyatakan akan berhenti menggunakan JPMorgan sebagai dealer utama dan underwriter untuk obligasi pemerintah.

Pekan lalu, Indonesia memperluas kampanye terhadap penelitian negatif dengan memesan semua dealer utama di obligasi Indonesia untuk menjaga hubungan dengan pemerintah berdasarkan profesionalisme, integritas dan menghindari konflik kepentingan.

Perusahaan yang tidak mematuhi aturan, yang mulai berlaku pada 30 Desember, beresiko kehilangan lisensi dealer mereka. Bank global yang menjadi dealer utama obligasi Indonesia termasuk Standard Chartered Plc, HSBC Holdings Plc, Deutsche Bank AG dan Citigroup Inc.

Alan Richardson, manajer investasi di Samsung Asset Management di Hong Kong, menilai langkah terbaru JPMorgan bisa membentuk dasar dari kompromi dengan pemerintah.

"Sebuah upgrade ke netral dari sisi jual menyiratkan upgrade dari menjual keras untuk menjual lembut. Saya ingin mengatakan rekomendasi netral harus membantu untuk menenangkan pemerintah Indonesia," kata Richardson.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper