Bisnis.com, DENPASAR - Pengendara kendaraan bermotor di Denpasar bakal semakin susah mendapatkan premium, karena stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Denpasar yang menjual bahan bakar jenis ini mulai langka.
Pantauan Bisnis, di sejumlah pompa bensin di jalan protokol seperti Puputan Raya dan Mahendradatta, pengelola pompa bensin mengurangi layanan untuk penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Jika sebelumnya ada dua nozzle disediakan untuk konsumen, sekarang tersisa satu nozzle.
Penuturan salah seorang petugas, pasokan setiap minggu di tempatnya bekerja dikurangi jatahnya dari sebelumnya 20 ton per minggu menjadi 8 ton per minggu.
Namun, Marketing Branch Manager Pertamina Bali Ketut Permadi Arya Kumara menuturkan penyebab sebenarnya adalah meningkatnya permintaan untuk BBM non subsidi.
"Dulu di Renon [daerah di Denpasar] kompisisi penjualan pertamax hanya 22%, dengan nozzle satu dan satu tangki sudah cukup. Namun, dengan kondisi sekarang karena pertalite dan pertamax naik, kami tentu menyesuaikan kalau cuma satu nozzle itu akan terjadi antrian. Akhirnya kami lakukan upaya untuk mendukung," paparnya, Selasa (31/1/2017).
Dijelaskan olehnya sudah banyak SPBU di ibukota Bali dan Kabupaten Badung mengurangi komposisi nozzle untuk premium dan menambah untuk pertamax dan pertalite.
Dia menyatakan, dari pendataan Pertamina, peningkatan konsumsi pertamax dan pertalite terus menunjukkan tren peningkatan.
Kondisi tersebut tidak hanya di Denpasar dan Badung, tetapi terjadi juga di Buleleng, Gianyar serta Tabanan.
Dampak dari peralihan tersebut, konsumsi premium di Bali pada periode 1-29 Januari, tersisa 50% dari total penjualan atau sebanyak 35.600 kilo liter, sedangkan pertamax 19.900 kilo liter dan pertalite 15.600 kilo liter.
"Memang kami lihat komposisinya terjadi peralihan masyarakat. Apalagi kami punya pertamax turbo. Saat ini baru 8 outlet ini akan terus tingkatkan sesuai target market karena disesuikan untuk kendaraan supercar dan mobil teknologi tinggi," paparnya.