Bisnis.com, MATARAM -- Perekonomian Nusa Tenggara Barat selama 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 5,82% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan tanpa pertambangan bijih logam, perekonomian Nusa Tenggara Barat tumbuh sebesar 5,71%.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik NTB, pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha dimana kategori jasa keuangan mengalami laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 12,32%. Angka tersebut diikuti oleh kategori pengadaan listrik dan gas sebesar 11,25%, serta kategori penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,44%,
Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, pertumbuhan pada sektor jasa keuangan dipengaruhi oleh naiknya jumlah permintaan kredit. Selain itu, pada kategori penyediaan akomodasi dan makan minum dipengaruhi oleh menggeliatnya industri pariwisata di NTB.
"Memang pariwisata tidak bisa kita ukur sendiri, tetapi menyumbang pertumbuhan di banyak sektor seperti penginapan, transportasi, serta di industri," ujar Endang kepada media di kantor BPS NTB, Mataram, Senin (6/2/2017).
Sampai dengan triwulan IV/2016, perekonomian NTB yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp116,25 triliun dan PDRB per kapita sebesar Rp23,74 juta.
Tanpa sub kategori pertambangan bijih logam, PDRB NTB atas dasar harga berlaku sebesar Rp94 triliun dan PDRB per kapita tanpa pertambangan bijih logam sebesar Rp19,20 juta.