Bisnis.com, PALEMBANG – Pertamina EP Asset 2 menargetkan produksi minyak bisa mencapai 17.500 barrel per hari dengan melakukan kegiatan pengeboran hingga menerapkan teknologi enchanceed oil recovery di sumur tua.
GM Pertamina EP Asset 2 Ekariza mengatakan terdapat pemboran maupun perawatan sumur merupakan program utama yang dikerjakan perusahaan untuk menggenjot produksi. Adapun realisasi produksi minyak dari lapangan Asset 2 mencapai 17.026 barel per hari pada tahun lalu.
“Selain itu kami juga melakukan eksplorasi yang mana akan dimulai seismik di tiga lokasi untuk menggali potensi produksi,” katanya saat berkunjung ke istana gubernur Sumsel di Palembang, Jumat (10/2).
Eka memaparkan survei seismik tersebut bakal dilakukan di Desa Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang masih termasuk di dalam Lapangan Pendopo di bawah pengelolaan perseroan.
Sementara dua kegiatan seismik lainnya berada di Kabupaten Muara Enim, salah satunya di desa Tebat Agung.
Terkait penerapan enchanced oil recovery (EOR), Eka mengemukakan, pihaknya akan fokus meningkatkan recovery factor di sumur yang berada di Desa Jirah.
Menurutnya, langkah EOR telah dilakukan perusahaan secara bertahap di lokasi itu, yang mana awalnya produksi sumur di Desa Jirah hanya 250 barrel per hari.
“Saat ini produksi sudah 600 barrel per hari, EOR ini bertahap kami targetkan nantinya produksi minyak bisa menyentuh 900 barel hingga 1.000 barrel per hari,” katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis, saat ini Asset 2 memiliki sekitar 750 sumur – 1.000 sumur yang berproduksi.
Diketahui, Pertamina EP Asset 2 merupakan salah satu wilayah kerja yang berkontribusi besar terhadap kegiatan hulu migas Pertamina EP. Perusahaan yang berkantor pusat di Prabumulih itu memiliki 4 lapangan, yaitu Field Limau, Pendopo, Prabumulih dan Aldera.
Eka melanjutkan saat ini perusahaan juga menjalin 18 kerjasama operasi (KSO) untuk mengelola sumur migas di Asset 2.
“Sekarang masih ada 18 KSO, namun pada 2016 ada tiga KSO yang diterminasi karena memang habis kontrak dan juga faktor keekonomian akibat turunnya harga minyak dunia,” ujarnya.