Bisnis.com, JAKARTA- Pertumbuhan upah kerja Amerika Serikat mengalami perlambatan, tapi tingkat pengangguran menunjukkan penurunan paling besar dalam sepuluh tahun terakhir.
Kondisi itu disebut sebagai indikasi membaiknya keberlanjutan pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam. Seperti dilansir Bloomberg
Kementerian Tenaga Kerja AS mengungkapkan tingkat pengangguran turun dari 4,7% menjadi 4,5% sedangkan pertumbuhan upah kerja melambat menjadi 2,7% secara year-on-year (yoy) pada Maret 2017.
Meskipun angka upah kerja bulan lalu menjadi yang terendah sejak Mei 2016 dan berbanding terbalik dengan kondisi Januari-Februari 2017, tapi hal ini dipandang sebagai tanda-tanda kembalinya pasar tenaga kerja AS ke situasi normal.
Tingkat penyerapan tenaga kerja disebut berada di level sehat sehingga memberi dorongan positif bagi bank sentral AS The Fed untuk mengerek suku bunga pada Maret dan kemungkinan dua kali kenaikan lagi tahun ini.
Chief Economist Amherst Pierpont Securities LLC Stephen Stanley mengatakan melambatnya kenaikan upah tidak serta merta menggambarkan pelemahan pasar tenaga kerja.
"Kemungkinan lebih karena terbatasnya pasokan dibanding berkurangnya permintaan," terang dia seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (8/4/2017).
Kenaikan upah Maret dibandingkan dengan rata-rata 2016 yang sebesar 187.000 per bulan, lebih tinggi daripada perkiraan analis yang memproyeksi turun menjadi 181.000 pada tahun ini. Secara rata-rata, pada kuartal I/2017 kenaikannya sebesar 178.000 per bulan.
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump telah menargetkan penambahan 25 juta pekerjaan dalam satu dekade ke depan. Jika dihitung, diperlukan 208.000 pekerjaan baru tiap bulan atau 2,5 juta posisi per tahun untuk mencapai sasaran tersebut. (AMA)