Bisnis.com, JAKARTA—Pabrikan keramik berencana menggenjot pasar ekspor untuk menopang performa penjualan di tengah perlambatan di pasar dalam negeri.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia Elisa Sinaga memperkirakan permintaan keramik di dalam negeri tidak melonjak dari tahun lalu. “Sampai sekarang pasar domestik belum ada tanda-tanda membaik, tahun ini masih sama seperti tahun lalu. Tapi memang untuk ekspor akan naik sedikit,” ujar Elisa kepada Bisnis, Minggu (11/6/2017).
Kapasitas produksi keramik nasional mencapai 580 juta meter persegi. Adapun produksi nasional tahun lalu hanya mencapai 375 juta meter persegi sebab kebutuhan pasar domestik pada tahun lalu mencapai 420 juta meter persegi. Impor keramik tahun lalu mencapai 50 juta meter persegi. “Impornya mungkin tahun ini naik lagi 20%.”
Baca Juga
Perlambatan permintaan dari pasar domestik juga membuat pabrikan menjaga utilitas pabrik di level 60%—65% dari kapasitas terpasang. Selain perlambatan penurunan permintaan, pabrikan keramik juga menghadapi serbuan keramik impor dari China. Ini terjadi karena kemampuan produksi di China dapat mencapai 8 miliar meter persegi per tahun. Padahal kebutuhan domestik di China hanya sekitar 5 miliar meter persegi per tahun. Hasilnya, produk China membanjir ke sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor keramik pada periode Januari—April 2017 senilai US$ 116,1 juta, atau naik 5,2% dibandingkan dengan periode Januari—April 2017 senilai US$ 110,3 juta. Pada April 2017, nilai ekspor keramik US$29,1 juta atau turun sebesar 6,17% dibandingkan dengan Maret 2017 senilai US$31 juta.