Bisnis.com, JAKARTA— Peritel modern mengklaim permintaan terhadap tiga komoditas pangan yang masuk dalam kebijakan harga eceran tertinggi dari Kementerian Perdagangan cukup baik, terutama selama Ramadan.
Public Relation and Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) Fernando Repi mengakui ada kenaikan permintaan walaupun masih enggan menyebutkan persentasenya. Dia mengklaim sejauh ini belum ada masalah terkait pasokan meski ada pertumbuhan penyerapan di konsumen.
Seperti diketahui, kebijakan HET ditetapkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita per 10 April 2017.
Lewat aturan itu, minyak goreng kemasan sederhana, gula, dan daging beku yang dijual oleh peritel modern harus sesuai ketentuan. Harga jual minyak goreng kemasan sederhana tidak boleh lebih dari Rp11.000 per liter, gula dibanderol Rp12.500 per kilogram, dan daging beku maksimal Rp80.000 per kilogram.
Saat ini, terdapat 35.000 gerai ritel modern di seluruh Indonesia yang tergabung dengan Aprindo. Dari jumlah itu, sekitar 85% di antaranya merupakan peritel modern yang menjual bahan pangan pokok yaitu minimarket, supermarket, hipermarket, dan wholesaler.
Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan ketentuan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng, gula, dan daging beku mendapat sambutan yang positif dari konsumen, terutama menjelang Idulfitri.
“Khusus untuk Ramadan ini, permintaannya ada peningkatan rata-rata antara 20%-25%,” sebut dia kepada Bisnis, Selasa (20/6).
Kenaikan permintaan terjadi secara merata untuk semua produk. Pertumbuhan penyerapan pun berlangsung di semua daerah dan di semua format ritel modern yang menjual ketiga produk itu.
Roy menuturkan bertambahnya penjualan dibarengi dengan peningkatan pasokan. Meski sempat ada kendala yang membuat distribusi ke gerai ritel modern terhambat, tapi dia menyatakan masalah tersebut telah diselesaikan.
Menurut Aprindo, kendala yang dihadapi murni masalah teknis seperti proses pengemasan dan distribusi barang. Jika sebelumnya distribusi dilakukan sepenuhnya oleh distributor, maka sekarang produsen pun ikut turun melakukan pengiriman barang. Kendala distribusi lainnya adalah kemacetan dan kesulitan pengiriman dari satu titik ke titik lainnya.
Aprindo mengaku terus aktif menjalin koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan produsen.
“Dengan demikian, harga bisa dijaga untuk tetap stabil dan pasokan juga relatif stabil,” tambah Roy.