Bisnis.com, NEW YORK- Fitch memperkirakan siklus peringkat utang global (global sovereign credit) membaik, meskipun tingginya tingkat utang tetap bertahan, seiring adanya perubahan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dunia pada 2017 dan 2018.
Lembaga pemeringkat internasional yang berbasis di New York itu memperkirakan sekitar satu dari lima surat utang negara akan mencapai tingkat rasio tertinggi utang pemerintah terhadap PDB tahun ini dan 40% diantaranya telah meningkat sejak 2015.
Global Head of Sovereign & Supranational Ratings Fitch James McCormack mengatakan kendala terbesar pada peringkat sangat tinggi dan masih meningkatnya level utang pemerintah.
“Terbukti pasar negara maju dan berkembang membiarkan surat utangnya terkena dampak perubahan suku bunga global,” kata James dalam pernyataan yang dikutip dari Reuters, Rabu (12/7/2017).
Sementara itu, Fitch melihat tren proyeksi peringkat telah berbalik positif di pasar negara berkembang. Fitch memperkirakan defisit neraca berjalan di pasar negara berkembang sedikit membaik menjadi 2,9% dari PDB pada 2017.
Didukung arus masuk modal yang kuat, Fitch melihat cadangan devisa beberapa negara (tidak termasuk China) akan meningkat sekitar US$110 miliar, kenaikan terbesar sejak 2012.
Saat ini, lingkungan politik Eropa juga lebih pasti dibandingkan dengan kondisi awal tahun ini. Namun, Fitch menilai awal negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) merupakan risiko material bagi Inggris.
McCormack mengatakan pihaknya memperkirakan neraca primer sebagian besar negara memburuk, terutama karena rendahnya dukungan politik terhadap pengetatan fiskal tambahan di negara maju.
Pada awal pekan ini, Fitch mengungkapkan tekanan siklikal pada perbankan di Asia-Pasifik mulai mereda seiring kebangkitan perdagangan global dan ekonomi China.