Bisnis.com, JAKARTA--Meski Indonesia sudah masuk kategori negara sejahtera seiring dengan meningkatnya rasio kewirausahaan, tapi perkembangan wirausahawan di dalam negeri masih belum maksimal.
Ciputra, pendiri Ciputra Group, mengatakan ada tiga hal yang mesti dimiliki semua entrepreneur.
"Kreativitas, inovasi, dan bagaimana mengambil keputusan yang terukur dalam waktu yang tepat," papar dia dalam Seminar Terapan Entrepreneurship: Kelola Usaha Lingkungan Hidup dan Kehutanan Untuk Anak Negeri, Rabu (23/8/2017).
Wirausahawan yang baik juga harus mempunyai wawasan yang luas dan visi jangka panjang agar bisa mempersiapkan bisnisnya hingga lebih dari 50 tahun ke depan. Dengan pengetahuan yang luas, pelaku usaha dapat menyusun strategi dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul.
Ciputra mencontohkan perusahaannya berencana tidak lagi membangun gedung perkantoran dalam beberapa tahun ke depan karena sekarang suplainya sudah berlebihan. Ciputra Group, yang salah satu lini bisnisnya terkait dengan ritel, juga mengaku telah memiliki strategi dalam menghadapi tantangan e-commerce.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyebutkan saat ini terdapat lebih dari 30.000 desa yang berada di dalam dan sekitar hutan. Dengan konsep kewirausahaan yang tepat, masyarakat yang tinggal di desa-desa itu diharapkan mampu mandiri dan memberdayakan dirinya sendiri.
"Kalau ada kerja sama antar stakeholder maka hasilnya akan besar. Produk domestik regional bruto (PDRB) akan meningkat, masyarakat mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan, kualitas manusia ikut meningkat," papar dia.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, rasio kewirausahaan Indonesia naik menjadi 3,1% pada 2016. Tiga tahun sebelumnya, tepatnya pada 2013, rasionya masih 1,67%.
Adapun negara yang masuk kategori sejahtera adalah yang memiliki rasio kewirausahaan minimal 2%.
Namun, capaian Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Malaysia misalnya, sudah mencapai level 5%. Sementara itu, rasio Singapura telah menyentuh 7%, China 10%, Jepang 11%, dan AS 12%. (AMA)