Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan pihaknya terus melanjutkan program revitalisasi pasar. Hingga akhir tahun ini, dia menargetkan akan merevitalisasi 117 pasar lagi.
Perintah Presiden, Kemendag jumlahnya harus signifikan untuk revitalisasi,” jelasnya.
Enggartiasto menegaskan penghematan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan menghambat program revitalisasi pasar. Dengan demikian, dia optimis target revitalisasi 5.000 pasar hingga 2019 dapat tercapai.
Dia mencontohkan salah satu pasar di Bengkulu Utara mengalami kenaikan omzet hingga 900% pasca dilakukan revitalisasi. Hal itu berkat adanya perbaikan terhadap sejumlah sarana di lokasi tersebut.
“Dari pasar yang kumuh, menjadi bersih itu pasti penjualan akan meningkat,” ungkapnya.
Enggartiasto menambahkan tipe pasar yang mendapat fokus alokasi anggaran adalah kategori C dan D. Pasalnya, jenis itu merupakan tujuan dari masyarakat yang kurang mampu.
Untuk jenis pasar menengah ke atas atau tipe A, pihaknya berharap mereka dapat melakukan kerja sama dengan swasta.
“Dari awal kita tidak beri tipe A dan B lalu sekarang kita fokus di C dan D,” jelasnya.
Seperti diketahui, revitalisasi pasar tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun anggaran 2015-2019, yaitu sebanyak 5000 pasar yang didukung oleh pemberdayaan secara terpadu. Penyaluran dana revitalisasi pasar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantuan (TP).
Prioritas pasar yang di revitalisasi adalah pasar-pasar dengan yang berada di daerah tertinggal, terluar, serta perbatasan. Selain itu, kriteria juga meliputi pasar yang sudah berusia lebih dari 25 tahun, pasar yang mengalami bencana dan jalur distribusinya terhambat, serta pasar darurat.
Sementera itu, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menilai selama ini para pedagang pasar kurang dilibatkan saat pemerintah melakukan revitalisasi pasar. Padahal, mereka dinilai lebih memahami karakteristik dari pasar di daerah tersebut.
"Justru yang terjadi saat ini pedagang seperti tamu di rumahnya sendiri. Kewenangan diberikan mutlak ke pemerintah daerah," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (7/9).
Dia menjelaskan bahwa biasanya pedagang pasar telah berada di suatu lokasi selama puluhan tahun. Oleh karena itu, mereka lebih memahami karakteristik pasar tersebut.
Para pedagang, sambungnya, sudah mengetahui apa yang dikehendaki oleh pembeli. Dengan demikian, akan lebih mudah menarik pembeli datang ke pasar itu.
“Kalau tidak melibatkan pedagang yang ada justru hasilnya tidak sesuai dengan karakteristik di daerah tersebut,” jelasnya.
Peran pedagang dinilainya dapat dipakai dalam beberapa aspek seperti menentukan struktur bangunan, jumlah penambahan kios yang diperlukan, hingga drainase dari pasar tersebut. Oleh karena itu, proses revitalisasi memerlukan persetujuan dan komunikasi dengan pedagang.
“Ini ambisi Presiden untuk 1.000 pasar setiap tahun tetapi justru gak maksimal,” imbuhnya.