Bisnis.com, JAKARTA- Pada Kamis (5/10/2017), Agoda.com merilis riset Travel & Tech Agoda yang menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia merupakan orang-orang yang tidak terduga dengan rata-rata waktu reservasi akomodasi lebih awal sebelum berlibur (lead times) berada di peringkat kedua dari 20 negara yakni 18 hari sebelum liburan.
Angka ini sama-sama mengacu pada liburan ke destinasi domestik dan luar negeri. Sebaliknya, Arab Saudi menempati posisi pertama dengan rata-rata lead times 16,9 hari. Di kawasan Asia Tenggara nilai lead timesmasyarakat Indonesia juga mengungguli Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
“Milenial Indonesia jelas merupakan generasi yang spesial. Mereka punya rasa percaya diri yang lebih dibandingkan generasi sebelumnya,” kata Country Director Agoda International Indonesia Gede Gunawan.
“Ketika mereka mengunjungi Agoda.com, mereka ingin tahu bahwa mereka mendapatkan harga terbaik dan kemudahan. Apalagi fitur-fitur Agoda.com dilengkapi dengan pengalaman reservasi yang mudah, dan bebas biaya pembatalan,” ucapnya.
Jika mengacu pada data Nielsen Indonesia, hanya konsumsi segmen gaya hidup, pendidikan, dan makanan yang jumlahnya tidak tergerus dari total 10 komponen yang diukur pada kuartal I/2017 (year-on-year).
Gaya hidup khususnya, juga meliputi rekreasi dan hiburan ini mencatatkan kenaikan hingga 12 poin di segmen ekonomi kelas menengah. Rekreasi tidak lagi dianggap sebagai barang mewah, bahkan banyak orang yang menganggapnya sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini dianggap penting untuk sekadar meringankan pikiran dari ritme sehari-hari.
Selain dipandang sebagai kebutuhan, liburan juga mulai menjadi kampanye sosial yang berbasis pengembangan kearifan lokal. Banyak perusahaan rintisan yang menawarkan paket liburan yang dikemas dengan konsep kegiatan sukarela mulai dari membersihkan sampah, mengajarkan Bahasa Inggris, atau berbagai dengan penduduk sekitar.
Apapun konsepnya, kebutuhan rekreasi tidak bisa dipandang sepele apalagi jika dilihat dari potensi perkembangan bisnisnya. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan rekreasi juga dilirik oleh dunia usaha yang nantinya berkorelasi dengan perkembangan industri pariwisata Tanah Air.
Generasi milenial yaitu generasi yang lahir din rentang 1980 sampai 2000, disebut-sebut sebagai pelopor kebutuhan dalam berekreasi tidak luput dari bidikan pelaku usaha pariwisata. Paket-paket wisata konvensional dianggap tidak lagi bisa memenuhi hasrat para milenial yang gemar berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya, bebas, dan spontan.