Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia IV menyatakan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, tetap berlangsung seperti biasa, meskipun ada satu unit alat bongkar muat jenis container crane (CC) yang sedang menjalani pemeliharaan.
General Manager PT Pelindo IV Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM), Yosef Benny Rohy mengatakan saat ini total ada tujuh CC yang dimiliki oleh TPM dan satu CC memang sedang dalam pemeliharaan.
“Tetapi, [pemeliharaan] tersebut tidak lantas membuat aktivitas bongkar muat di TPM melambat atau terganggu. Karena dengan enam CC yang masih berfungsi dengan baik saat ini, aktivitas bongkar muat tetap berlangsung seperti biasanya,” ujarnya melalui siaran pers pada Jumat (6/10/2017).
Yosef menyatakan hal itu menepis kabar dari beberapa pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarder (ALFI/ILFA) Sulselbar, yang mengeluhkan antrean kapal di Pelabuhan Makassar akibat terganggunya aktivitas bongkar muat barang karena ada satu alat CC yang rusak.
Menurut beberapa pengusaha tersebut, rusaknya salah satu alat CC di TPM, menghambat aktivitas bongkar muat barang mengingat volume arus keluar masuk di Pelabuhan Makassar sudah semakin besar, sehingga pihak TPM kesulitan melayani bongkar muat.
Akibatnya, terjadi antrean kapal yang cukup lama dan membuat beberapa pengusaha pengguna jasa pelabuhan pun mengeluh.
Yosef mengatakan bahwa antrean kapal di Pelabuhan Makassar sama sekali tidak ada kaitannya dengan satu unit CC yang sedang dalam pemeliharaan tersebut.
“Maintenance alat adalah hal yang biasa kami lakukan. Agar alat bisa berumur panjang, memang harus dilakukan pemeliharaan berkala dan [pemeliharaan] alat ini sama sekali tidak pernah mengganggu aktivitas bongkar muat barang di TPM, karena dengan enam alat yang masih berfungsi dengan baik, semua tetap bisa berjalan dengan semestinya,” jelasnya.
Dia mengutarakan ditambah dengan pelayanan di TPM yang sejak lama sudah menerapkan sistem 1 x 24 jam selama 7 hari, kondisi pemeliharaan alat itu sama sekali bukan hambatan untuk aktivitas bongkar muat.
Namun, lanjutnya, jika ternyata masih terlihat ada antrean kapal di Pelabuhan Makassar, biasanya bukan karena kegiatan bongkar muatnya belum bisa terlayani akibat adanya satu alat CC yang sedang menjalani pemeliharaan.
“Biasanya antrean masih terjadi karena pemilik barang belum melengkapi dokumen yang dibutuhkan, atau dokumennya masih sedang diurus, sehingga barangnya belum bisa dibongkar," paparnya.
Selain itu, tambahnya, antrean juga kerap terjadi akibat kedatangan kapal yang bersamaan karena belum semua pelayaran melaksanakan windows sistem.
Kondisi kapal yang tiba secara bersamaan, menurut Yosef, merupakan kondisi yang tidak biasa. Ditambah lagi, terdapat beberapa kapal yang lambat keluar karena masih menunggu muatan.
Dia menuturkan itulah sebabnya perlu diterapkan windows sistem agar seluruh aktivitas kapal dapat terjadwal dan terencana, sehingga nantinya tidak ada lagi kedatangan kapal yang menumpuk bersamaan di satu waktu sehingga menguntungkan dan bermanfaat bagi semua pihak.
“Pada prinsipnya, kami juga tidak mau ada kapal yang antre di pelabuhan. Tapi, kami juga tidak bisa melakukan bongkar muat jika barangnya belum dilengkapi dengan dokumen yang semestinya,” tuturnya.
Dia menyatakan PT Pelindo IV selalu optimistis arus bongkar muat barang di TPM meningkat antara 2% - 3% setiap tahun.
Pada 2016, TPM berhasil mencatatkan kinerja bongkar muat barang sebanyak 484.161 twentyfoot equivalent units (TEUs), atau meningkat sekitar 5% dibandingkan tahun sebelumnya. “Tahun ini, kami targetkan arus bongkar muat barang mencapai 496.733 TEUs hingga akhir 2017 nanti.”