Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Perluas Tarif Baja dan Aluminium, 400 Produk Konsumen Terdampak

AS menaikkan tarif baja dan aluminium pada 400 produk, termasuk turbin angin dan komponen otomotif, untuk mendukung industri domestik.
Produk lembaran baja gulung yang diproduksi salah satu tenant di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji
Produk lembaran baja gulung yang diproduksi salah satu tenant di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji

Bisnis.com, JAKARTA – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan kenaikan tarif baja dan aluminium terhadap lebih dari 400 jenis produk, mulai dari turbin angin, crane bergerak, buldoser, hingga peralatan berat lainnya. Kebijakan ini juga mencakup gerbong kereta, furnitur, serta ratusan produk lain.

Melansir Al Jazeera pada Rabu (20/8/2025), otoritas perdagangan AS menyebutkan bahwa 407 kategori produk ditambahkan ke daftar turunan baja dan aluminium yang dikenakan tarif sektoral, dengan bea masuk sebesar 50% atas kandungan baja dan aluminium di dalamnya.

Produk yang masuk cakupan baru termasuk komponen impor untuk sistem knalpot otomotif serta baja listrik yang digunakan dalam kendaraan listrik. Tarif baru yang berlaku segera itu juga mencakup kompresor dan pompa.

“Langkah hari ini memperluas cakupan tarif baja dan aluminium serta menutup celah untuk penghindaran — sekaligus mendukung revitalisasi berkelanjutan industri baja dan aluminium Amerika,” ujar Jeffrey Kessler, Under Secretary of Commerce for Industry and Security.

Sejumlah produsen mobil asing sebelumnya mendesak agar komponen tersebut tidak dikenakan tarif karena kapasitas produksi domestik AS belum mampu memenuhi permintaan saat ini.

Sementara itu, beberapa produsen baja, termasuk Cleveland-Cliffs, diketahui sebelumnya telah mengajukan petisi agar tarif diperluas mencakup lebih banyak suku cadang otomotif berbahan baja dan aluminium.

Sejak kembali menjabat sebagai presiden, Donald Trump telah menerapkan tarif 10% terhadap hampir seluruh mitra dagang AS, dengan tarif yang lebih tinggi diberlakukan bagi puluhan negara, termasuk Uni Eropa dan Jepang.

Beberapa sektor memang dikecualikan dari tarif berbasis negara tersebut, namun justru dikenakan bea masuk yang lebih tinggi melalui mekanisme berbeda.

Sejumlah perusahaan pun mulai menaikkan harga akibat lonjakan tarif ini. Pada Selasa, setelah merilis laporan kinerja, Home Depot mengumumkan akan menaikkan harga untuk barang impor yang dijualnya.

“Akan ada pergerakan harga moderat di sejumlah kategori,” kata Chief Financial Officer Home Depot, Richard McPhail, dalam sebuah panggilan telekonferensi.

Produsen barang konsumsi terbesar dunia, Procter & Gamble, juga bulan lalu menyatakan akan menaikkan harga pada seperempat produknya sebagai dampak dari kebijakan tarif baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro