Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Joko Widodo—Jusuf Kalla telah berjalan selama 3 tahun. Beberapa program infrastruktur, salah satunya megaproyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) terus dikebut.
Meskipun sejak program pembangkit itu diluncurkan terus menuai pro dan kontra, pemerintah terus berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik. Program super raksasa itu bertujuan antara lain untuk memenuhi target elektrifikasi di Tanah Air hingga 100%. Artinya, seluruh rumah tangga di dalam negeri sudah bisa menikmati aliran listrik.
Selain itu, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, permintaan terhadap listrik dipastikan akan meningkat, terutama dari sektor industri. Bahkan, peretumbuhan masyarakat kelas menengah juga akan berdampak terhadap peningkatan konsumsi listrik.
Melalui megaproyek itu, efek pengganda juga diyakini sangat besar, yaitu investasi yang tidak kecil sehingga diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian dan penyerapan tenaga kerja serta kegiatan manufaktur terutama teknologi dan perangkat pembangkit.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi hingga September 2017 telah mencapai 93%. Sementara itu, total kapasitas pembangkit listrik yang beroperasi di Tanah Air pada saat ini naik menjadi 60.000 MW.
Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, pemerintah melaksanakan Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW. Arahan Presiden Joko Widodo agar proyek 35.000 MW ini terus dijalankan dan telah terkontrak seluruhnya pada 2019.
Pemerintah menargetkan megaproyek pembangkit itu sudah bisa terealisasi hingga 17.000 MW pada akhir 2019. Sisanya akan dilanjutkan hingga 2024.
Status program 35.000 MW hingga September 2017, yaitu sebesar 773 MW pembangkit listrik telah beroperasi secara komersial. Sebesar 15.266 MW tengah dalam tahap konstruksi dan 10.255 MW telah melakukan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA). Selain itu, sebesar 4.563 MW dalam proses pengadaan dan 6.970 MW dalam tahap perencanaan.
Rincian progres proyek 35.000 MW yang dibangun oleh PLN dan swasta (independent power producer/IPP), sebagai berikut:
Pembangkit listrik yang dibangun oleh PLN (Porsi 10.000 MW)
1. 168 MW telah COD
2. 5.205 MW dalam tahap konstruksi
3. 5.884 MW dalam tahap perencanaan dan pengadaan
Pembangkit listrik yang dibangun oleh Swasta (Porsi 25.000 MW)
1. 605 MW telah COD
2. 10.061 MW dalam tahap konstruksi
3. 10.255 MW dalam kontrak
4. 5.649 MW dalam tahap perencanaan dan pengadaan
Di luar program 35.000 MW, terdapat tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 480 MW yang telah beroperasi. Tambahan ini berasal dari Marine Vessel Power Plant (MVPP) Sewa Amurang 120 MW, MVPP Sewa Sumut 240 MW, MVPP Sewa Kupang 60 MW dan MVPP Sewa Ambon 60 MW.