Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menyoroti masalah trade barrier dalam lanjutan pembahasan kemitraan dengan Eropa melalui perundingan perjanjian Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU CEPA)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengundang segenap delegasi dan dewan Aliansi Bisnis Eropa-Asean (Europe-Asean Business Alliance/EABA) di kantornya untuk membahas permasalahan tersebut.
“Trade barrier di Eropa tadi kita bahas bersama untuk segera dicarikan solusinya. IEU CEPA perlu dipercepat untuk mengintegrasikan value chain pada sektor otomotif, elektronik, dan makanan minuman,” ujarnya usai menemui Chairman EABA Geoff Donald di Jakarta, Kamis (7/12).
Menurutnya, daya saing tiga produk unggulan industri nasional juga masih terkendala dengan hambatan tarif. Beberapa di antaranya seperti produk garmen, tekstil, dan sepatu yang terkena hambatan tarif sebesar 12%.
Di samping itu, produk minyak sawit yang bebas tarif tengah terkendala dengan resolusi sawit parlemen Eropa. Beberapa produk turunan sawit mulai terkena bea masuk sebesar 10%.
“Indonesia bila dibandingkan dengan negara lain sesama negara Asean ke masih mendapat perlakuan tarif yang berbeda. Kita perlu mulai meningkatkan ekspor ke pasar Eropa,” ujarnya.
Airlangga menyebutkan daya saing produk manufaktur Indonesia tak kalah bila dibandingkan dengan Vietnam. Pembebasan hambatan dagang, menurutnya, dapat semakin meningkatkan pangsa pasar produk Indonesia di Eropa.
Menurutnya, pemerintah memiliki daya tawar yang lebih pada perundingan IEU CEPA mengingat Indonesia merupakan pasar terbesar di Asean. Dalam beberapa tahun ke depan, ujarnya, Asean bakal menjadi salah satu basis produksi manufaktur terbesar di dunia.
Pasar ekspor beberapa sektor industri seperti otomotif, elektronika, dan makanan minuman tengah didorong terus bertumbuh. “Domestic market kita memang kuat, tapi ekspornya juga perlu terus didorong,” ujarnya.