Bisnis.com, JAKARTA--Setelah sempat absen menyalurkan KPR berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun lalu, Bank Tabungan Negara Tbk telah menyampaikan keinginannya untuk kembali menyalurkan pembiayaan murah tersebut.
Direktur Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Lana Winayanti mengatakan meskipun Bank BTN akan menyalurkan kembali, akan tetapi waktu penyalurannya masih mengalami penyesuaian. Kementerian PUPR akan memprioritaskan perbankan yang telah lebih dulu menandatangani nota kesepahaman.
Pada tahun ini, sebanyak 40 bank pelaksana akan menyalurkan KPR FLPP. Bank ini terdiri dari 6 bank nasional dan 34 bank pembangunan daerah (BPD). Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 33 bank.
“Waktunya yang kami sesuaikan, Kami harus kasih kesempatan perbankan sebelumnya menyalurkan, jadi BTN mungkin di akhir semester,” katanya pekan lalu.
Adapun, keputusan Bank BTN untuk tidak mengambil porsi FLPP tahun lalu mengakibatkan pemotongan anggaran yang sangat tinggi yakni dari Rp9,7 triliun menjadi Rp3,1 triliun saja. Hal ini dikarenakan Bank BTN lebih memilih fokus menyalurkan skema Subsidi Selisih Bunga atau SSB yang 2017 lalu ditargetkan mencapai 239.000 unit.
Tahun 2018 ini porsi FLPP akan ditambah menjadi 42.000 unit dengan anggaran sekitar Rp4 triliun, SSB Rp2,6 trilun untuk 225.000 unit, dan SBUM Rp1,3 triliun untuk 334.500 unit.
Sebelumnya Direktur Utama BTN Maryono mengapresiasi langkah pemerintah, dalam hal ini Kementerian PUPR yang kembali memberikan perseroan menyalurkan KPR bersubsidi melalui skema FLPP tahun ini. Masuknya BTN ke dalam skema KPR FLPP bisa mendukung program Satu Juta Rumah yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo. Menurut Maryono, saat ini proses pengajuan menjadi penyalur KPR FLPP sedang dalam proses oleh kementerian terkait.
Pihaknya pun berharap BTN pada semester II/2018 sudah bisa ikut menjadi penyalur KPR FLPP.