Bisnis.com, JAKARTA—Jawa Timur menjadi sentra pengolahan rajungan terbesar di Indonesia apabila dilihat dari jumlah pabrik dan ekspor komoditas itu.
Dari 311 pabrik mini alias miniplant di Indonesia berdasarkan data Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) per November 2017, 81 unit berada di Jatim.
Selebihnya berada di 5 provinsi sentra lainnya, yakni Jawa Tengah 61 unit, Jawa Barat 56 unit, Sulawesi Tenggara 44 unit, Lampung 40 unit, dan Sumatra Utara 28 unit.
Miniplant merupakan salah satu rantai nilai perikanan rajungan yang menampung aktivitas perebusan dan pengupasan rajungan sebelum dibawa ke pabrik pengolahan untuk di-pasteurisasi dan dikemas.
Adapun pabrik pengolahan rajungan yang sebanyak 38 unit tersebar di 8 provinsi. Sembilan di antaranya berada di Jateng. Selebihnya berada di Jatim sebanyak 8 unit, Jabar 67 unit, Sumut 4 unit, Lampung 4 unit, Sulawesi Selatan 4 unit, Kalimantan Barat 1 unit, Banten 1 unit.
Dari 38 pabrik pengolahan, 33 di antaranya merupakan anggota APRI yang berkontribusi 85% terhadap total ekspor produk rajungan. Umumnya, rajungan diekspor dalam bentuk daging kupas yang sudah dikemas.
Berdasarkan data BKIPM KKP, volume ekspor rajungan 2017 sebanyak 15.867 ton dengan nilai US$308,8 juta. Jatim penyumbang ekspor terbesar dengan volume 5.312 ton senilai US$103,6 juta.
Adapun volume ekspor rajungan Jateng 3.675 ton (US$91,9 juta), Sumut 1.711 ton (US$31,1 juta), Lampung 1.640 ton (S$35,7 juta), DKI Jakarta 1.608 ton (US$14,9 juta), Sulsel 1.287 ton (US$22,2 juta), Bangka-Belitung 285 ton (US$858.620), Jabar 262 ton (US$7,1 juta), Banten 54 ton (US$1,2 juta), dan Kalbar 29 ton (US$37.177).