Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan konsultan BCI Asia masih konsisten dengan prediksi kenaikan nilai konstruksi hotel tahun ini sebesar 20,09% seiring dengan masifnya pembangunan hotel di Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Senior Research Analyst BCI Asia Gusti Rahayu Anwar mengatakan angka ini membaik seiring dengan perbaikan iklim usaha sejak 2017 sampai sekarang. Rahayu mencatat, pada 2017, nilai konstruksi hotel di Indonesia mendulang angka Rp11,57 triliun. Kinerja dalam tiga bulan ini juga menandakan nilai konstruksi hotel tahun ini bisa mencapai Rp13,90 triliun.
“Hal ini terdorong oleh sejumlah ajang internasional yang akan dilaksanakan di Indonesia,” kata Rahayu kepada Bisnis, Senin (26/3/2018).
Jika berkaca dari data BCI Asia, pada 2016, nilai konstruksi hotel di Indonesia hanya mencapai angka Rp10,69 triliun. Pencapaian ini memang menurun dibandingkan nilai pada 2015 yang mencapai Rp14,94 triliun.
Rahayu memaparkan, provinsi yang paling banyak berkontribusi untuk pendapatan nilai konstruksi di Indonesia adalah Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Untuk kawasan Jabodetabek, BCI Asia menunjukkan pada tahun ini lebih dari 90% konstruksi hotel di Jabodetabek akan diisi oleh pembangunan hotel bintang empat ke bawah. Adapun, nilai konstruksi mengalami kenaikan dari Rp1,9 triliun pada 2017 menjadi sekitar Rp 2,4 triliun pada 2018.
Baca Juga
Dia mengungkapkan, salah satu contoh lain penyebab kenaikan okupansi perhotelan adalah ajang Asian Games pada Agustus. Kompetisi olah raga terbesar di Asia ini akan menstimulus kedatangan sejumlah wisatawan asing ke Indonesia.
Menurut Rahayu, proyek hotel bintang dua, bintang tiga, bintang empat, dan no rating lebih banyak memulai konstruksi tahun ini dibandingkan dengan hotel berbintang lima maupun bintang lima plus.
Founder dan Owner JHL Group, Jerry Hermawan Lo mengatakan perusahaan akan fokus untuk mengembangkan area perhotelan dan resort di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasalnya, dua lokasi utama adalah di Lombok dan Gili Trawangan.
“Di Gili Trawangan, kami mau membangun resor di sana. Ada juga di Lombok. Kalau di Lombok sekitar 97 hektare, di Gili Trawangan 8 hektare. Masih rahasia ya seperti apa bentuknya,” ungkap Jerry yang masih mencari partner lokal untuk pembangunan kawasan ini.