Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian BUMN menyebutkan valuasi PT Pertamina Gas yang bakal diakuisisi oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk. tidak bakal lebih dari US$2,5 miliar.
Jika dilihat valuasi dari segi price to earning ratio, valuasi sekitar US$1,5 miliar sampai US$2 miliar cukup rendah dan akan menjadi sentimen positif untuk pemegang saham emiten berkode PGAS tersebut.
Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan mengatakan, pada tahun ini Pertamina Gas atau Pertagas menargetkan laba bersih US$116 juta. Jika, valuasinya US$2,5 miliar berarti price to earning ratio (PER) menjadi 21,5 kali.
"Nilai PER Pertagas itu masih lebih besar ketimbang PGAS dalam perdagangan yang sekitar 17,6 kali," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (6/6).
Namun, Kementerian BUMN menyiratkan ada potensi nilai valuasi Pertagas ada di bawah US$2,5 miliar.
Alfred pun menyimulasikan jika valuasi Pertagas berada di US$2 miliar. Berarti, PER anak usaha Pertamina itu hampir sama dengan PGN yakni, sekitar 17 kali.
"Itu penilaian valuasi harga Pertagas dari sisi PEnya," ujarnya.
Dalam catatan Bisnis, Deputi Bidang Pertambangan dan Industri Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara Fajar Harry Sampurno menjelaskan bahwa proses pengintegrasian Pertamina Gas (Pertagas) ke Perusahaan Gas Negara (PGN) akan ditempuh melalui jalan akuisisi. Kendati demikian, proses tersebut tidak memerlukan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) mengingat valuasi yang tidak mencapai US$2,5 miliar.
“Perkiraan valuasi Pertagas di bawah US$1,5 miliar - US$2 miliar,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (4/6/2018) malam.
Fajar menyebut nilai valuasi yang diperkirakan tidak mencapai US$2,5 miliar tersebut menjadi alasan pembatalan rencana RUPS Luar Biasa PGN. Semula, dijadwalkan emiten berkode saham PGAS itu akan meminta restu pemegang saham pada akhir Juni 2018.
Dia mengungkapkan perkiraan valuasi lebih rendah rendah dari prediksi awal. Pasalnya, bebarapa proyek yang sama-sama diolah keduanya dijadikan dalam satu perhitungan.
“Diharapkan valuasi final keluar setelah Lebaran 2018,” imbuhnya.
Pemegang Saham Untung
Sementara itu, bila valuasi Pertagas lebih murah bisa memberikan sentimen positif untuk pemegang saham PGAS baik publik maupun nonpublik, yakni Pertamina.
Alfred mengatakan, dengan harga valuasi Pertagas yang lebih murah bisa memberikan nilai tambah bagi pemegang saham publik. Namun, kalau lebih mahal bisa memberikan sentimen negatif untuk PGAS.
"Soalnya, PGAS harus menyiapkan pendanaan yang lebih besar untuk proses akuisisi tersebut," ujarnya.
Alfred pun menilai, potensi pendanaan yang bisa dilakukan PGAS adalah mixed antara pinjaman perbankan dan rights issue.
"Soalnya, kalau hanya menggunakan salah satu saja. Nilai yang dibutuhkan juga terhitung besar, terutama bila menggunakan pinjaman perbankan saja," ujarnya.
Sampai perdagangan pukul 14:33 WIB, harga saham PGAS turun 2,67% menjadi Rp2.190 per saham dengan kapitalisasi pasar senilai Rp53,33 triliun.