Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat properti menilai pertumbuhan hotel di Bali dan Batam sangat pesat pada kuartal II/2018 ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena ramainya wisatawan dan ekspatriat.
Assistant Manager Coldwell Banker Advisory Angra Angreni mengatakan Batam adalah kawasan yang sangat menarik bagi investor industri dan wisatawan mancanegara, khususnya Asia Tenggara. Ekspatriat juga sangat berminat untuk memiliki properti di Batam.
“Batam sekarang sedang menonjolkan sektor pariwisata, kuliner. Mereka selama ini sadar, ekspatriat datang kesana untuk industri, tetapi market industri tak sama seperti dulu jadi mereka mulai melirik sektor pariwisata,” tutur Angra kepada Bisnis di Gedung Veteran, Semanggi, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, secara umum untuk pertumbuhan hotel di luar Jabodetabek, Bali masih paling tinggi untuk suplai dan okupansi hotel bintang 3, 4, dan 5, sebesar 76,6%. Angka ini disusul suplai dan okupansi di Batam 67,1%, lalu Surabaya sebesar 66,8%, lalu Bandung 59,4%. Dia mengatakan Bali, Batam, Medan, dan Surabata memang memiliki tingkat hunian yang lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kalau Bali dan Batam ini marketnya international, apalagi dengan adanya kegiatan internasional di kota tersebut, pertumbuhan demandnya cukup tinggi. Secara umum, Bali, Batam, Surabaya, pergerakan cukup bagus karena demand bergerak lebih tinggi daripada suplai. Kalau untuk suplai Surabaya selama setahun ini tak ada penambahan suplai, demandnya naik sedikit,” terang Angra.
Dikutip dari Badan Pusat Statistik Kota Batam, perkembangan nilai inflasi Kota Batam per Juni 2018 mencapai 1,29%, lebih tinggi ketimbang periode yang sama 2017 yakni 1,14%. BPS Provinsi Kepulauan Riau mencatat, total wisatawan yang datang ke Batam sampai Juni 2018 sejumlah 167.398 jiwa.
Baca Juga
Angka ini meningkat dari bulan sebelumnya, Mei 2018, sebesar 102.916 jiwa. BPS Provinsi Kepulauan Riau mencatat, jumlah wisatawan tertinggi sepanjang semester I/2018 di Batam ini terjadi pada Maret 2018 sebanyak 175.194 jiwa. Batam tercatat masih menjadi penyumbang wisatawan terbanyak di Provinsi Kepulauan Riau ketimbang Tanjungpinang, Karimun, dan Bintan.
Tommy H Bastamy, Managing Partner Coldwell Banker Advisory mengatakan meskipun angka suplai hotel tinggi, namun kinerja Bali, dibandingkan daerah lain sangat beragam. Hal ini kata Tommy terlihat dari tingkat keterisian hotel yang berbeda satu sama lain.
“Batam itu cukup bagus. Sementara Bandung, Surabaya, Makassar, mereka sempat marak pertumbuhan hotel tetapi pertumbuhan suplai mereka belum diimbangi permintaan,” jelas Tommy.
Sebagai contoh, Makassar sempat ramai dengan tingginya permintaan hotel. Okupansi hotel di Makassar bersaing sengit. Sementara di Semarang, pasokan hotel tidak besar, namun berbanding lurus dengan jumlah penghuni atau permintaan yang sedikit. Maklum saja, Semarang lebih condong sebagai kota pemerintahan ketimbang kota pariwisata.
“Sektor yang paling pertama reaktif atas pertumbuhan kota itu adalah hotel. Kota tumbuh karena industri wisata, biasanya yang terkena imbas pertama itu hotel, lalu perumahan, baru ritel, dan apartemen,” papar Tommy.