Bisnis.com, JAKARTA - Tropical Renewrable Energy Center Fakultas Teknik Universitas Indonesia (TREC FT UI) meluncurkan rumah dengan sistem listrik dual power pertama di Indonesia yang dinamakan Sofwan House TREC FTUI.
Peresmian rumah dengan sistem listrik dual power dilakukan pada Rabu (25/10/2018) yang dihadiri oleh Rektor UI Muhammad Anis, Dekan FT UI Hendri D.S. Budiono, Alumni FT UI'88 sekaligus Donatur Utama Sofwan House dan Direktur PT Radiant Utama Interinsco Sofwan Alfarisi, Direktur TREC FT UI Eko Adhi Setiawan, dan Direktur PT Cascadiant Indonesia Rahmadi Budiman.
Direktur TREC FT UI Eko Adhi Setiawan mengatakan rumah dual power menerapkan teknologi pembangkit listrik yang ramah lingkungn. Listrik yang dihasilkan berasal dari teknologi fuel cell (sel bahan bakar) dan solar cell (panel surya).
"Rumah tersebut terbuat dari kontainer dan dirancang agar kebutuhan listrik dapat dipenuhi sendiri sementara listrik PLN hanya digunakan sebagai cadangan. Listrik yang dihasilkan fuel cell dan solar cell disimpan dalam baterai, kemudian disebut dengan istilah dual cell," kata Eko saat acara peresmian Sofwan House FTUI pada Kamis (25/10/2018).
Eko mengatakan listrik yang dibangkitkan dari sistem dual cells tersebut kemudian disalurkan ke baterai lalu dinaikkan tegangannya melalui perangkat yang disebut DCON dari 48 volt menjadi 230 volt DC / tegangan searah (direct current).
Listrik yang dikeluarkan akan digunakan untuk menyalakan berbagai peralatan listrik rumah tangga, di mana biasanya peralatan rumah menggunakan tegangan AC / listrik bolak-balik (alternating current).
Baca Juga
Dia memaparkan perangkat tersebut berkapasitas 2500 hingga 4000 watt sehingga dapat digunakan untuk satu hingga tiga rumah di perkotaan.
"Alat ini merupakan inovasi dan terobosan teknologi, sehingga kedepannya dapat lebih mengoptimalkan penggunaan listrik dan energi terbarukan, seperti panel surya dn turbin angin," kata Eko.
DIa menjelaskan teknologi Dcon dikembangkan karena listrik DC terbukti lebih stabil dan dapat dibangkitkan langsung oleh panel surya yang dapat dipasang atap rumah sehingga tidak terjadi perubahan konversi energi listrik dari DC ke AC yang menggunakan inverter yang sudah umum digunakan.
Namun, alat DCON belum ada di pasaran, lanjut Eko, hasil penelitian yang dilakukan oleh TREC FT UI ke depannya akan menjadi teknologi alternatif bagi para pengguna energi terbarukan agar sistem kelistriknanya menjadi efisien dan lebih terjangkau harganya.
"Dengan adanya DCON, diharapkan teknologi ini akan menghadirkan listrik yang ramah lingkungan dan handal untuk peralatan di rumah tangga dan perkantoran," tambah Eko.