Bisnis.com, JAKARTA -- Infrastruktur jalan menjadi masalah yang disoroti dalam studi kelayakan dua pelabuhan pilot project Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yakni Bau-bau dan Anggrek.
Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Armand Hermawan mengatakan PII selaku penyedia fasilitas penyiapan proyek telah melakukan kunjungan ke lokasi pelabuhan yang saat ini masih dikelola unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu.
"[Kedua pelabuhan] dibutuhkan masyarakat, tapi jalannya, aksesnya masih sempit. Itu yang perlu kami bahas di feasibility study-nya," ujarnya saat dihubungi, Minggu (11/11/2018).
Studi kelayakan sedang dilakukan pada Pelabuhan Bau-bau di Buton, Sulawesi Tenggara dan Anggrek di Gorontalo. Studi dijadwalkan selesai Desember 2018, sebelum maju ke tahap lelang pengadaan badan usaha.
Pemerintah menargetkan pengadaan badan usaha Pelabuhan Bau-bau pada awal 2019, sedangkan Pelabuhan Anggrek pertengahan 2019. Setelah itu, akan diikuti oleh penandatanganan perjanjian antara Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK) dengan badan usaha.
Kemenhub sebelumnya mengatakan proyek Public-Private Partnership (PPP) itu akan mencakup pengembangan dan pengoperasian pelabuhan. Namun, Kemenhub masih menunggu hasil studi kelayakan terkait bagian yang perlu dikembangkan.
Armand menuturkan saat ini kajian akhir prastudi kelayakan (Final Business Case/FBC) masih dilakukan.
"Yang perlu dilihat adalah kebutuhan demand-nya dan infrastruktur pendukungnya memadai enggak," tuturnya.
Bau-bau dan Anggrek merupakan bagian dari 14 pelabuhan yang akan dikerjasamakan dengan BUMN atau perusahaan swasta melalui skema KPBU. Adapun 12 pelabuhan lainnya yang tengah disiapkan adalah Belang-Belang, Tahuna, Tobelo, Wanci, Serui, Kaimana, Pomako, Saumlaki, Dobo, Banggai, Labuan Bajo, dan Namlea.
Dibangun sebagai prasarana kapal perintis di Kabupaten Buton yang menghubungkan dengan daerah sekitar, Pelabuhan Bau-bau memiliki fasilitas dermaga A seluas 1.000 m2, dermaga B seluas 500 m2, dermaga penumpang seluas 160x12 meter dan dermaga kontainer 180x15 meter. Pelabuhan Bau-bau juga dapat disandari kapal berukuran hingga 15.000 GT.
Di sisi darat, pelabuhan memiliki fasilitas terminal seluas 750 m2, kantor pelabuhan 1.200 m2, gudang 900 m2, dan juga lapangan penumpukan 20.661 m2.
Sementara itu, Pelabuhan Anggrek di Gorontalo dapat dilabuhi kapal berbobot 20.000 GT. Dermaga kargo memiliki panjang 153 meter dan lebar 12 meter. Dermaga kapal petikemas memiliki panjang 150 meter dan lebar 20 meter.