Bisnis.com, JAKARTA -- Terminal multiguna Pelabuhan Kuala Tanjung segera beroperasi penuh awal 2019 menyusul kedatangan tiga unit container crane berkapasitas 45 ton.
Alat bongkar muat baru buatan Konecranes Finlandia OY itu mampu mengangkat peti kemas 20 kaki, 40 kaki, dan 45 kaki.
Direktur Keuangan PT Prima Multi Terminal Moedi Utomo mengatakan pengadaan container crane menggunakan tenaga listrik merupakan komitmen perseroan untuk meningkatkan kecepatan proses bongkar muat.
PT Prima Multi Terminal merupakan perusahaan patungan antara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, PT Pembangunan Perumahan Tbk., dan PT Waskita Karya, yang mengelola multipurpose terminal Kuala Tanjung.
"Keseluruhan container crane tersebut akan beroperasi penuh mulai awal 2019 dan akan memberikan layanan bongkar muat di KTMT [Kuala Tanjung Multipurpose Terminal]," kata Moedi, Rabu (12/12/2018).
Pada bulan lalu, Pelindo I sudah melakukan uji coba pengoperasian terminal multiguna. Pada tahap awal, terminal diharapkan bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer setiap pekan.
Sejumlah perusahaan, a.l. Unilever, Wilmar, dan P&G, telah berkomitmen melakukan ekspor dengan tujuan ke China, India, dan negara-negara di Asia, melalui Pelabuhan Kuala Tanjung.
Saat ini, pengembangan tahap I berupa pembangunan terminal multiguna berkapasitas 600.000 TEUs tengah memasuki persiapan akhir dan siap beroperasi melayani arus keluar masuk barang ke seluruh Indonesia dan luar negeri.
Pelindo I sejauh ini telah mendapat izin pengoperasian dermaga multipurpose dari Dirjen Perhubungan Laut dan Kepala KSOP Pelabuhan Kuala Tanjung.
Untuk mendukung kelancaran dan kecepatan kegiatan bongkar muat terminal multiguna, Pelabuhan Kuala Tanjung telah dilengkapi dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m, serta rak pipa 4 linex8 inci.
Selain itu, terminal multiguna dilengkapi berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih, a.l. 3 unit ship to shore (STS) crane, 8 unit automated rubber tyred gantry (ARTG) crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit mobile harbour crane (MHC), serta terminal operating system (TOS) peti kemas maupun curah cair.
Setelah resmi beroperasi, Kuala Tanjung diharapkan menjadi hub internasional dan simpul logistik nasional yang mampu menangkap potensi pasar pelayaran di perairan Selat Malaka yang sangat besar, yakni mencapai 100 juta TEUs per tahun.
“Kami berharap pengoperasian Pelabuhan Kuala Tanjung segera terlaksana sehingga mampu mewujudkan pembangunan ekonomi daerah sesuai program Nawacita pemerintah sekaligus menekan biaya logistik di Indonesia,” kata Moedi.