Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan bakal terus mewaspadai perubahan global di tengah penguatan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Senin (7/1/2019).
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 187 poin atau 1,31% ke level Rp14.083 per dolar Amerika Serikat pada Senin (7/1/2019). Sepanjang perdagangan hari ini, Rupiah bergerak pada kisaran Rp14.022-Rp14.184 per dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus memperhatikan lingkungan global. Di samping itu, pemerintah juga akan terus mewaspadai perubahan kebijakan di Amerika Serikat, terutama mengenai kebijakan bank sentral (Federal Reserve) serta kebijakan negara itu terhadap Tiongkok. "Itu semua akan menjadi faktor dinamis yang harus kita lihat," kata Sri ditemui seusai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan.
Mengenai rupiah yang menguat mendekati level Rp13.000, Sri menyatakan hal itu dipengaruhi berbagai faktor seperti momentum pertumbuhan ekonomi sampai posisi APBN.
Sri mengatakan situasi itu membuat posisi Indonesia berbeda dibandingkan dengan negara-negara yang mengalami volatilitas dan vulnerabilitas yang lebih tinggi. "Sehingga kita bisa gain atau bisa mendapatkan manfaat dalam bentuk capital inflow," kata Sri.
Ditemui di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan para analis internasional sudah menyatakan sejak awal November 2018 bahwa sudah saatnya membeli Rupiah.
Baca Juga
Seperti diketahui, Rupiah sempat menyentuh level Rp15.000 pada Oktober 2018 dan kemudian menguat ke level Rp14.000 pada November 2018.
Pada saat itu, ujar Darmin, semakin banyak analis yang menulis mengenai situasi Rupiah. "Ya istilah mereka, Rupiah harusnya overweight, waktunya dibeli. (Rupiah) dijejer (dibandingkan dengan mata uang negara lain) sama mereka mana saja, ada dua tiga negara," kata Darmin.