Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Mulai Tugaskan Bulog Serap Jagung Petani

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah memastikan bahwa selain bertugas menyerap beras petani, Perum Bulog mulai saat ini juga telah diperintahkan untuk melakukan penyerapan jagung para petani saat panen raya tiba.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Perlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Perlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah memastikan bahwa selain bertugas menyerap beras petani, Perum Bulog mulai saat ini juga telah diperintahkan untuk melakukan penyerapan jagung para petani saat panen raya tiba.

Langkah pemerintah menugaskan Bulog untuk mulai menyerap jagung petani tersebut merupakan upaya antisipasi untuk menjaga stabilitas harga di pasaran, seiring segera tibanya musim panen raya jagung pada Februari, Maret dan April.

"Tadi kita di Rakortas yang dipimpin Pak Menko Darmin, Insyaallah mulai besok kita persiapkan untuk melakukan serapan jagung guna menghadapi panen puncak di Februari, Maret, April," tutur Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai menghadiri Rakortas Jagung, di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (22/1/2019) petang.

Oleh sebab itu, lanjut Amran, saat ini juga tengah dipersiapkan mesin pengering atau dryer sebanyak 900.000 unit yang akan digunakan untuk mengeringkan komoditas pangan tersebut.

"Karena empat hari lalu di Probolinggo, ada sekitar 2.000-3.000 hektare jagung yang bisa kita panen dengan harga hanya sekitar Rp4.000/kilogram di tingkat petani," ujarnya.

Menurutnya, dengan melihat rendahnya harga jagung itu, pemerintah juga merasa khawatir harganya akan semakin jatuh apabila nantinya telah memasuki musim panen raya, yang diproyeksikan tiba pada Februari, Maret, dan April.

"Harga Rp4.000/kg itu, kita dapat pas baru mau mulai panen kan? Sementara apabila telah tiba pada musim puncak panen di Februari, Maret dan April maka harganya bisa akan jauh lebih rendah lagi. Makanya kita perlu siapkan antisipasi," terangnya.

Pihaknya menambahkan bahwa selain untuk menjaga stabilitas harga, peran Bulog yang bertugas menyerap jagung itu tersebut dimaksudkan untuk antisipasi stok atau pasokan jagung ketika tidak sedang musim panen atau paceklik.

"Bulog melakukan serapan pada saat panen puncak untuk disimpan guna menambah stok pada saat tidak sedang panen raya atau paceklik," ujarnya.

Pihaknya berharap dengan langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah tersebut dapat membuat peternak bisa mendapatkan jagung dengan harga tidak terlalu tinggi dan juga petani jagung tidak merugi.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa daerah-daerah yang bakal menjadi wilayah serapan jagung tersebut akan sesuai dengan pemetaan dari Kementan dan juga Badan Pusat Statistik (BPS).

"Kita ikutin petanya mana aja yang panen, termasuk tadi diperkirakan ada di Garut, Jawa Barat, Tasik, Ciamis, Jatim, Jateng," ujarnya.

Sementara itu, untuk mengenai jumlah jagung yang bisa diserap, Budi Waseso mengatakan bahwa hal itu sedang dipetakan sesuai dengan kebutuhan peternak.

"Targetnya ini baru kita mulai dan hitung berapa jagung yang bisa kita maksimalkan untuk serapan jagung tersebut," ujarnya.

Sementara itu, terkait kuota impor jagung tahun lalu yang mencapai sebanyak 100.000 ton, kata Budi Waseso hanya teralisasi 99.000 ton dan telah disalurkan kepada para peternak di Tanah Air.

"Kalau untuk impor yang 100.000 ton itu kita udah realisasi 99.000 ton DNA sudah kita distribusikan semua," ujarnya.

Untuk tambahan kuota impor jagung pada 2019 yang sebesar 30.000 ton, Budi Waseso juga mengaku bahwa hal itu belum tentu akan dieksekusi dalam waktu dekat, karena masih melihat kondisi pasar.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan bahwa izin untuk kuota impor jagung 2019 sebesar 30.000 ton telah dikeluarkan sehingga tinggal eksekusi dari Perum Bulog. "Izinnya sudah ada, tinggal dieksekusi aja oleh Bulog," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper