Bisnis.com, JAKARTA – Industri kimia dinilai sebagai salah satu sektor yang siap memasuki era industri 4.0 dengan otomasi yang sudah lama diterapkan. Sektor tersebut menjadi salah satu unggulan Indonesia dalam pengembangan industri 4.0 di kawasan Asean.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plasti Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono menjelaskan industri kimia Indonesia memiliki posisi yang kuat di Asean. Dia menjelaskan utilisasi industri yang tinggi sejak lama membuat industri kimia siap bersaing dengan industri lain di Asean.
Menurut Fajar, utilisasi industri kimia sebelum 2014 berkisar 80%. Tetapi krisis ekonomi pada 2008 membuat utilisasi tersebut tidak optimal dan industri kimia sempat tertinggal.
Pada 2014 pemulihan industri kimia dilakukan secara besar-besaran dan memberi pengaruh signifikan bagi kinerja industri. Pasca pemulihan, menurut Fajar utilisasi dan kapasitas produksi industri kimia menjadi benar-benar efektif.
Hal tersebut yang kemudian membuat Fajar optimistis industri kimia dapat bersaing di kawasan Asean. Daya saing tersebut menurutnya dapat ditingkatkan dengan substitusi bahan baku yang masih impor.
"2014–2018 recovery bagus, mulai ancang-ancang ekspansi, banyak proyek pengembangan baru. Pada 2023 kita akan berlari mengejar ketertinggalan, [dengan] menurunkan ketergantungan impor," ujar Fajar kepada Bisnis, Selasa (29/01/2019).
Peningkatan daya saing tersebut menurutnya penting mengingat negara-negara Asean pada tahun ini akan fokus dalam mengembangkan industri 4.0. Industri kimia sebagai salah satu sektor pengembangan industri 4.0 prioritas pemerintah, menurutnya harus didorong dengan optimal.
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Thailand, pertengahan Januari 2019 lalu menteri luar negeri dari negara-negara Asean bertemu untuk membahas berbagai pengembangan di Asean, termasuk pengembangan ekonomi. Pertemuan tersebut bertemakan Advancing Partnership for Sustainability.
Dengan tema besar tersebut, salah satu sektor yang akan didorong adalah pengembangan industri 4.0 di negara-negara Asean. Menteri Perdagangan Thailand Sontirat Sontijirawong menjelaskan akan terdapat pertemuan menteri perekonomian se-Asean pada April 2019 untuk membahas pengembangan industri 4.0.
Sontirat menjelaskan, terdapat 12 poin pengembangan industri 4.0 yang akan dibahas oleh negara-negara Asean. Poin-poin tersebut di antaranya mencakup integrasi konsep peta jalan pengembangan industri 4.0, pengembangan sumber daya manusia (SDM), pengembangan otomasi, pengembangan infrastruktur, perbaikan regulasi, dan deklarasi transformasi negara-negara Asean.
Thailand sebagai tuan rumah pertemuan tersebut telah memiliki peta jalan pengembangan industri 4.0 yang bernama Thailand 4.0. Meskipun begitu, menurut Sontirat, Thailand tetap akan menjalankan keduabelas poin dengan fokus pada lima poin.