Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aspal Karet Diutamakan Untuk Jalan di Kalimantan dan Sumatra

Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) memulai diversifikasi bahan perkerasan jalan dengan meningkatkan penggunaan karet alam dan merintis pemanfaatan sampah plastik.
Ilustrasi Pembangunan jalan tol Balikpapan Samarinda/Istimewa-Jasamarga
Ilustrasi Pembangunan jalan tol Balikpapan Samarinda/Istimewa-Jasamarga

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) memulai diversifikasi bahan perkerasan jalan dengan meningkatkan penggunaan karet alam dan merintis pemanfaatan sampah plastik.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya bakal menggenjot penggunaan karet alam untuk bahan perkerasan jalan nasional guna menahan laju penurunan harga  karet. Penggunaan karet bahan diutamakan di Sumatra dan Kalimantan sebagai daerah penghasil karet.

"Ini nantinya akan menjadi klaster. Karet untuk Sumatra dan Kalimantan. Plastik di Jawa dan Bali sedangkan di [Indonesia] Timur kita gunakan aspal buton," jelas Basuki di Istora, Komplek Gelora Bung Karno, Selasa (12/3/2019).

Menurut Basuki, penggunaan sumber daya lokal untuk campuran perkerasan jalan bakal membuat biaya lebih efisien. Dia menggambarkan, biaya perkerasan jalan di Sumatra akan mahal bila menggunakan aspal yang dikirim dari Pulau Buton.

Secara khusus, pada 2019, Kementerian PUPR menargetkan penggunaan karet alam untuk campuran aspal jalan nasional sepanjang 93,66 kilometer. Jumlah karet yang bakal terserap untuk campuran perkerasan jalan sepanjang itu mencapao 177,95 ton.

Basuki menuturkan, penggunaan karet untuk campuran aspal bakal diperluas ke jalan daerah.  Dia menerangkan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah membahas mekanisme penggunaan karet untuk jalan di tingkat provinsi dan kabupaten melalui mekanisme dana alokasi khusus (DAK).

"Kami sudah usulkan NSPM Norma, Standar, Prosedur dan Manual], pemda nanti sosialisasikan NSPM kami. [Pendanaan] nanti pake DAK," jelas Basuki.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper