Apa tantangan dalam menekuni bisnis smart city di Indonesia?
Tantangannya adalah keinginan dari building owner cuma itu saja.
Untuk DKI Jakarta, apa memang sebatas keinginan menghemat energi saja?
Saat ini, Pak Anies [Gubernur DKI Jakarta] bagus sekali karena punya concentration semua municipal building bisa menerapkan energy saving. Jadi political will ada ke arah sana.
Berapa penghematan energi yang bisa diperoleh jika menerapkan smart building?
Itu bisa dilihat jika gedung lama menerapkan ini [penghematannya] bisa 40%—50%. Apalagi dikombinasikan dengan penggantian lampunya ke LED, dan itu bisa kita lakukan studinya dan rekomendasinya. Ada dua investasi awal oleh pemilik gedung atau kadang-kadang penyedia jasa bisa memberikan skema, sebelumnya mereka bayar listrik, misalnya, Rp10 juta. Oke bayar saya jadi Rp9 juta, berarti pemilik gedung sudah dapat penghematan. Artinya, gedung kontrak sama saya bayar listrik Rp9 juta selama 5 tahun setelah itu sudah jadi milik Anda.
Bagaimana kendala internet di Indonesia dikaitkan dengan pengembangan smart city?
Memang [kecepatan] internet di Indonesia masih terlemot. Kami dengan Huawei sudah berkolaborasi untuk jaringan internet. Data center sebelumnya di Singapura, kini juga sudah banyak di Indonesia.