Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia berharap siapapun pemimpin negara yang terpilih dapat mempertahankan rating investasi yang telah diperoleh Indonesia, saat ini.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Octavianus Budiyanto menyampaikan investment grade yang didapatkan Indonesia merupakan awal yang baik. Bulan lalu, lembaga pemeringkat internasional Fitch Rating telah mempertahankan peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil.
"Karena begitu ratingnya naik, otomatis pasti akan ada aliran dana asing ke pasar modal kita," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/4/2019).
Selain itu, kata Ocky, pemerintah terpilih nanti juga harus membenahi masalah defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) karena selama ini telah menjadi batu sandungan bagi perekonomian domestik. Masalah CAD menjadi sentimen negatif ketika nilai tukar rupiah harus melemah akibat kebutuhan dolar AS yang membesar.
Dari sisi mikro, khususnya pengembangan pasar modal, Ocky menilai upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mendukung digitalisasi harus bisa dilanjutkan.
Sejauh ini, OJK dan Self Regulatory Organization (SRO) lainnya telah mulai menggembar-gemborkan digitalisasi, mulai dari proses pembukaan rekening efek hingga rencana e-bookbuilding untuk penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO), serta e-proxy dan e-voting untuk digunakan saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) emiten.
"Saya rasa [digitalisasi] itu semua menjadikan market lebih efisien dan lebih transparan juga. Yang seperti itu kan harus ada terobosan dari pemerintah yang akan datang," imbuhnya.
APEI menambahkan pengembangan pasar modal tak hanya bergantung pada presiden, tapi juga pemerintah dan pejabat berwenang secara keseluruhan.