Bisnis.com, JAKARTA - Lion Air Group memberikan penjelasan terkait dengan pengangkutan jenazah ke Ambon yang sempat viral di media sosial.
Pelayanan pengangkutan jenazah ini berlangsung pada Selasa (7/5/2019) dengan rute Alor Nusa Tenggara Timur ke Ambon Maluku, terdiri dari satu jenazah dan tiga orang penumpang sebagai pengantar.
Di media sosial viral bahwa kedatangan jenazah dan tiga penumpangnya tidak bersamaan. Tiga penumpang pengantar sampai lebih dulu di Ambon, sedangkan jenazah baru tiba belakangan dengan pesawat yang berbeda.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Jumat (10/5/2019) menjelaskan persoalan tersebut.
Penerbangan rute Alor ke Ambon dalam layanan pengangkutan tiga penumpang sebagai pengantar dan satu jenazah sudah dijalankan sesuai dengan standar operasional prosedur serta prinsip penerimaan kargo HUM (Human Remains).
Lion Air Group menyampaikan klarifikasi terkait unggahan/pekembangan di sosial media mengenai kedatangan tiga penumpang dan satu jenazah berbeda waktu di Bandar Udara Pattimura, Ambon, Maluku (AMQ).
Baca Juga
Sebelum HUM masuk ke acceptance desk, petugas di Bandar Udara Mali atau Bandar Udara Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (ARD) sebagai keberangkatan sudah memastikan mengenai kepastian reservasi dalam rangka memastikan ruang kargo (space), jadwal keberangkatan, penerbangan lanjutan (connecting flight) dan kemasan harus sesuai syarat pengangkutan jenazah melalui angkutan udara.
“Lion Air Group telah melaksanakan penanganan menurut data aktual reservasi [pembelian tiket penumpang dan kargo] yang dilaporkan,” kata Danang dalam keterangannya.
Penerbangan tiga penumpang memiliki rute Alor – Kupang – Surabaya – Makassar – Ambon. Sementara jenazah mempunyai rute penerbangan yang berbeda yakni Alor – Kupang – Surabaya – Ambon.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sektor perjalanan yakni jenazah dari Surabaya ke Ambon diterbangkan langsung (direct flight), sedangkan tiga penumpang dari Surabaya transit Makassar selanjutnya terbang ke Ambon.
Jenazah dan tiga penumpang bersamaan menggunakan Wings Air (kode penerbangan IW) bernomor IW-1942. Pesawat mengudara dari Bandar Udara Mali pukul 09.55 WITA dan mendarat pukul 10.35 WITA di Bandar Udara Eltari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (KOE).
HUM mendapatkan penanganan proses singgah dan ganti pesawat (transfer) ke Lion Air (kode penerbangan JT) nomor JT-693 yang berangkat tepat waktu (on time) pada 15.05 WITA dari Bandar Udara Eltari ke Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur (SUB). Pesawat mendarat pukul 16.05 WIB.
Tiga penumpang dari Surabaya terbang ke Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (UPG) dengan Lion Air nomor JT-880 pukul 22.25 WIB.
Setibanya di Makassar pada Rabu (8/5/2019) pukul 00.55 WITA, penumpang dimaksud kemudian melanjutkan penerbangan dari Makassar pukul 03.42 WITA tujuan Ambon bernomor penerbangan sama. Pesawat tiba di Ambon pada 06.04 WIT.
Sedangkan untuk penanganan HUM memiliki waktu keberangkatan di hari berikutnya Rabu (8/5/2019) yang dilayani penerbangan langsung Batik Air (kode penerbangan ID) nomor ID-6174. Pesawat dari Surabaya lepas landas pukul 07.34 WIB dan mendarat di Ambon pada 11.50 WIT.
Lion Air Group saat ini masih mengumpulkan data dan informasi yang disampaikan berbagai pihak terkait guna dipelajari lebih lanjut.