Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah akan menyiapkan peraturan presiden untuk mendukung keikutsertaan Indonesia dalam Expo 2020 Dubai.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda mengatakan, selain menarik dukungan dari kalangan swasta, Kemendag juga akan mengajak kementerian dan lembaga untuk ikut serta dalam pameran berskala internasional yang akan digelar di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) selama 20 Oktober 2020—10 April 2021 tersebut.
“Acara ini kan salah satu misi utamanya adalah membangun image branding Indonesia di mata dunia. Maka dari itu untuk mengisi paviliun pameran tersebut, kami akan mengajak pemerintah daerah, serta kementerian dan lembaga untuk ikut serta, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. Maka dari itu, perlu adanya Perpres untuk memperkuat langkah tersebut,” ujarnya dalam acara media briefing, Kamis (1/8/2019).
Dia mengatakan, keikutsertaan Indonesia dalam Expo 2020 Dubai tersebut akan dilakukan menggunakan skema public private partnership (PPP).
Dia mengatakan, kendati pemerintah berencana untuk ikut serta membiayai pameran tersebut namun dia berharap pameran tersebut dapat disokong secara penuh oleh pihak swasta.
Untuk itu, dia meminta agar partisipasi dari kalangan swasta terus meningkat guna ikut serta membangun dan mengisi paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai.
Saat ini, telah tercatat tiga perusahaan swasta yang berkomitmen untuk ikut serta dan mensponsori kegiatan tersebut, yakni PT Astra International Tbk., PT Gajah Tunggal Tbk. dan Asia Pacific Resources International Limited.
Dia mengatakan, pameran tersebut akan menjadi peluang bagi sektor swasta Indonesia memamerkan dan menjual produknya ke para pengunjung yang berasal dari seluruh dunia.
“Kami dari pemerintah, juga sudah melakukan penghimpunan dana dari kementerian dan lembaga sejak 2017 untuk menyiapkan paviliun Indonesia. Namun, kami berharap pihak swasta ikut serta. Nantinya jika pembiayaan dari swasta menutupi kebutuhan dana, maka kami akan kembalikan dana yang sudah kami himpun dari sisi pemerintah,” tambahnya.
Dia menambahkan, pembangunan paviliun Indonesia di acara tersebut akan didesain dan dilakukan oleh PT Wijaya Karya (Persero). Sementara itu, untuk penyelenggara kegiatan di paviliun Indonesia, Kemendag menunjuk PT Samudra Dyan Praga.
President Director Samudra Dyan Praga Hariman Zagloel mengatakan, biaya untuk membangun paviliun Indonesia diperkirakan mencapai Rp400 miliar. Sementara itu, hingga saat ini, dana yang terkumpul dari sektor swasta baru mencapai 20% dari perkiraan kebutuhan biaya tersebut.
“Maka dari itu, kami berharap peran serta yang lebih besar dari sektor swasta. Sebab acara ini merupakan salah satu pameran terbesar dunia. Di pameran ini semua negara dan perusahaan akan unjuk gigi mengenai potensi dan kebolehannya. Apalagi nantinya akan ada 25 juta pengunjung dari seluruh dunia yang akan datang,” ujarnya.
Adapun, dalam pameran tersebut, paviliun Indonesia akan menempati lahan seluas 438 hektare. Selain melakukan pameran potensi nasional, Indonesia juga dapat melakukan sejumlah aktivitas perdagangan dan business matching dengan perusahaan atau negara lain.