Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIREKTUR UTAMA PT WIKA REALTY AGUNG SALLADIN : “Milenial Ingin Hunian yang Aksesnya Mudah”

Setelah 19 tahun berjalan, PT WIKA Realty kini menjelma menjadi salah satu perusahaan property development papan atas di Indonesia dengan aset hampir Rp10 triliun.

Apakah ada komitmen dari induk untuk tambah modal lagi?

Tidak, kami harus cari sendiri karena dari rasio keuangan WIKA Realty sendiri, debt equity ratio kami, masih cukup longgar. Jadi, saya masih bisa me-leverage lagi untuk cari utangan. Saya juga sedang proses minta izin agar salah satu anak usaha kami bisa lakukan backdoor listing.

Saya juga diminta untuk melakukan inovasi financial engineering, dan salah satu caranya backdoor listing. Pertimbangannya karena permodalan butuh besar. Apalagi karena WIKA Realty enggak jadi IPO, berarti saya harus me-leverage debt equity-nya, itu masih kurang. Makanya, salah satunya adalah bisa cari uang sendiri melalui backdoor listing.

Targetnya bisa dapat berapa dari situ?

Mudah-mudahan bisa sekitar Rp1,5 triliun dari backdoor listing ini. Namun, kalau ini diizinkan, karena saya belum dapat izin resmi.

Ada berapa banyak anak usaha WIKA Realty saat ini?

Anak usaha dan asosiasi sekitar tujuh. Kalau anak usaha sendiri baru tiga. Ketiganya yakni JRC (Jakarta River City), Kurnia Realty, Wijaya Karunia Realtindo. Kami juga punya anak WIKA Realty energi yang membikin water heater.

Nah, yang akan dilakukan backdoor listing itu yang JRC. Kalau itu berhasil, berikutnya akan menyusul Wijaya Karunia. JRC ini akan jadi pengalaman pertama dan targetnya harus tahun ini untuk JRC.

Terkait dengan permintaan pasar, apa saat ini yang masih menarik?

Kami ada satu kawasan hunian yang segera kami luncurkan di atas Stasiun Senen. Jadi trennya generasi milenial saat ini menginginkan hunian yang aksesibilitasnya mudah. Selain di Senen, kami ada juga di Manggarai, berbarengan dengan PP Pro, tapi di sana belum jalan. Di sana 60 hektare. Kalau yang Senen sedang proses perizinan dan segera jualan.

Artinya ke depan tren lebih dekat ke transportasi umum karena lebih praktis buat generasi milenial saat ini. Apalagi, sekarang kendaraan pribadi mulai dibatasi dengan sejumlah kebijakan seperti ganjil genap dan transportasi publik juga sudah bagus.

Kalau sejumlah proyek yang terkait dengan kereta cepat, saat ini progresnya bagaimana?

Ada yang sedang proses pembebasan tanah di Karawang, sekitar 200 hektare. Kalau di Laswi tanah sudah saya dapat, sedang proses serah terima dengan KAI dan proses izin, serta sejumlah pihak lain yang akan masuk di sana seperti Binus, dan lain-lain. Itu skala kota. Kalau di Walini, sudah ada masterplan, tanah KCIC. Saya masuk untuk afordable house, housing, office, dan ambil tiga lot di sana.

Bagaimana dengan target kinerja tahun ini?

Setiap tahun kami tentu ditargetkan terus tumbuh. Tahun ini untuk marketing sales Rp3,2 triliun, tetapi produksinya paling di angka Rp2,8 triliun karena memang situasi pasar. Namun, tetap kami akan kejar sampai akhir tahun ini.

Ada beberapa upaya yang disiapkan, bisa organik maupun nonorganik. Yang organik dengan pengembangan proyek-proyek yang sudah ada. Yang nonorganik bisa saja akuisisi proyek yang sudah berjalan. Dengan begitu, sales-nya bisa kami raih juga, itu salah satu cara mempercepat.

Saya juga sedang menambah portfolio untuk landed house, karena hampir 90% high rise. Sementara itu, situasi pasar high rise juga lumayan berat. Namun, cari landed pun enggak gampang. Jadi ini yang sedang kami tambah portfolionya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper