Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemberlakukan non-tariff measures (NTM) guna menjaga kinerja industri yang belakangan ini tertekan.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Johnny Darmawan menjelaskan instrumen tersebut diharapkan mampu mengatur arus barang impor yang beberapa waktu terakhir ini menjadi problem bagi industri. Derasnya arus impor baik dalam dalam bentuk bahan baku, produk antara, maupun barang telah memengaruhi penyerapan produk dalam negeri.
Penerapan NTM diharapkan mampu melindungi konsumen lokal dan industri dalam negeri. Terlebih lagi, Indonesia juga sudah menetapkan sejumlah free trade agreement (FTA).
“Di tengah semakin kecilnya tarif bea masuk sebagai konsekuensi diberlakukannya kesepakatan FTA, maka NTM akan menjadi andalan sebagai instrumen yang dinilai efektif dalam memproteksi industri dalam negeri,” ujarnya dalam focus group discussion bertajuk Non-Tariff Measures Sebagai Instrumen Perlindungan Dalam Negeri, di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Johnny menjelaskan saat ini instrumen perlindungan yang dimiliki industri nasional dalam perdagangan bebas atau FTA masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara lain. Kondisi itu membuat industri dalam negeri kurang kompetitif ketika menghadapi FTA.
NTM dinilai menjadi instrumen yang tepat untuk memproteksi industri dalam negeri.
“Banyak negara lain yang memasuki pasar bebas global melakukan perlindungan industri dalam negerinya menggunakan dua instrumen seperti tarif dan nontarif, khusus bagi negara maju lebih cenderung membangun NTM,” katanya.