Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Harapan Kadin Terhadap Mendag yang Baru

Terisinya kursi jabatan Menteri Perdagangan RI oleh personel baru yakni Agus Suparmanto memunculkan harapan baru pula dari para pengusaha.
Ketum PB Ikatan Anggar seluruh Indonesia Agus Suparmanto tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Ketum PB Ikatan Anggar seluruh Indonesia Agus Suparmanto tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Terisinya kursi jabatan Menteri Perdagangan RI oleh personel baru yakni Agus Suparmanto memunculkan harapan baru pula dari para pengusaha.

Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin)  Benny Soetrisno mengatakan Agus, setidaknya memiliki lima tugas besar yang menjadi harapan utama para pengusaha. Tugas pertama adalah membuat Indonesia konsisten mencatatkan surplus neraca perdagangan barang dan jasa.

“Tugas itu cukup berat, mengingat kondisi perdagangan global saat ini sedang meredup. Namun, ambisi itu bukan berarti tidak mungkin terwujud,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (23/10).

Kedua, Mendag Agus juga diharapkan mampu menjaga laju inflasi  harga bahan pokok dan penting nasional di level yang rendah. Hal itu menurutnya dibutuhkan untuk melindungi kepentingan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.

Ketiga, pemberian insentif bagi pengusaha yang melakukan ekspor dengan menggunakan bahan baku domestik. Benny menilai selama ini pemerintah terlalu fokus memberikan insentif kepada pengusaha yang melakukan impor untuk aktivitas ekspor. Namun eksportir yang menggunakan bahan baku lokal justru acap kali dilupakan untuk diberikan insentif.

“Keempat, selesaikan seluruh perjanjian dagang yang ada, terutama yang berfungsi untuk membuka akses pasar ke negara tujuan ekspor nontradisional,” katanya.

Terakhir, dia meminta pemerintah lebih proaktif dalam memberikan informasi yang detail mengenai pasar di negara tujuan ekspor, baik tradisional maupun nontradisional. Sebab, menurutnya selama ini informasi yang diperoleh eksportir mengenai pasar ekspor di negara lain cenderung terbatas. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper