Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) mengevaluasi lima sampai tujuh pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di Indonesia dan Filipina. Menurut ADB, tujuh pembangkit ini akan dipensiunkan dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun.
"ADB tengah mengevaluasi pembangkit listrik tenaga batu bara di negara tersebut," kata Wakil Presiden ADB Ahmed M. Saeed kepada media, Selasa (4/11/2021).
Saeed menambahkan rencana ini sejalan dengan kemitraan Energy Transition Mechanism (ETM) di kedua negara.
Kemitraan ETM Asia Tenggara ini adalah yang pertama di Asia dan Pasifik, dan bertujuan membantu percepatan transisi ke energi bersih di Asia Tenggara.
Kemitraan ini didukung oleh para pejabat senior tingkat kabinet dari Denmark, Britania Raya, dan Amerika Serikat, serta berbagai lembaga keuangan dan filantropi terkemuka dunia.
Masato Kanda, Wakil Menteri Urusan Internasional di Kementerian Keuangan Jepang, juga menyampaikan pesannya di acara peluncuran tersebut dan mengumumkan bahwa Kementerian Keuangan Jepang memberi komitmen hibah senilai US$25 juta kepada ETM, yang merupakan pembiayaan awal (seed financing) pertama bagi mekanisme transisi energi bersih.
Baca Juga
Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa menuturkan ETM dapat mentransformasi perjuangan melawan perubahan iklim di Asia dan Pasifik.
“Indonesia dan Filipina berpotensi menjadi pelopor dalam proses penghapusan batu bara dari bauran energi di kawasan ini yang akan berkontribusi besar bagi pengurangan emisi gas rumah kaca global dan membawa perekonomian kedua negara ini ke jalur pertumbuhan yang rendah karbon,” ujar Asakawa
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai ETM adalah rencana ambisius yang akan memperbarui infrastruktur energi Indonesia dan mempercepat transisi energi bersih menuju emisi nol bersih dengan cara yang adil dan berbiaya terjangkau.
Sementara itu, Menteri Keuangan Filipina Carlos G. Dominiquez menuturkan transisi menuju energi bersih di Filipina akan membuka lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan nasional, dan menurunkan emisi global.
“ETM berpeluang mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara rata-rata sekitar 10 sampai 15 tahun,” ujarnya.
Dalam kemitraan dengan Indonesia dan Filipina, ADB akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan dari pemerintah untuk merintis ETM, yaitu dengan bersama-sama mengadakan studi kelayakan secara menyeluruh yang berfokus pada model bisnis optimal di tiap negara.
Selain itu, ADB akan menggabungkan sumber dana konsesi dari pemerintah donor dan filantropi yang berkoordinasi dengan berbagai dana global untuk perubahan iklim, serta memanfaatkan modal komersial untuk memicu peralihan menuju dekarbonisasi.
Kebutuhan energi di Asia diperkirakan akan naik dua kali lipat sampai dengan 2030, dan Asia Tenggara adalah salah satu kawasan yang terus membangun kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara. Sekitar 67 persen dari listrik di Indonesia dan 57 persen dari listrik di Filipina diperoleh dari pembangkit batu bara.
Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030 dan memiliki target mencapai emisi bersih nol pada 2060.
Pemerintah Filipina baru-baru ini mengumumkan rencana untuk melakukan moratorium pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru.
ETM adalah pendekatan transformatif dengan cara pembiayaan gabungan (blended-finance), yang berupaya mempercepat waktu penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara yang ada, kemudian menggantikannya dengan kapasitas pembangkitan listrik yang bersih.