Bisnis.com, JAKARTA - Bank of America memproyeksikan inflasi di negara-negara Asia Tenggara (Asean) akan mencapai level tertinggi selama satu dekade hingga tahun depan.
Hal ini menyebabkan munculnya potensi pengetatan kebijakan moneter di seluruh kawasan. Kenaikan harga energi dan pemulihan permintaan domestik dan ketenagakerjaan akan mendorong inflasi ke rata-rata 2,7 persen pada 2022, naik dari perkiraan 2,2 persen pada tahun ini.
Ekonom Asean BofA Securities Asean Faiz Nagutha mengatakan Vietnam dan Indonesia akan menjumpai pertumbuhan harga paling tajam.
"Inflasi sudah datang dan akan tetap di sini," kata Nagutha seperti dlansir Bloomberg pada Kamis (9/12/2021).
Menurutnya, kemungkinan inflasi di kawasan ini akan mencapai puncaknya pada awal 2022 sebelum turun sedikit dan bertahan di level yang tinggi. Sementara itu, inflasi global diperkirakan akan mencapai 4,3 persen pada tahun depan, naik dari 3,9 persen yang diharapkan tahun ini.
Federal Reserve kemungkinan akan mempercepat tapering pada pertemuan Desember, dan akan memberikan tiga kenaikan suku bunga tahun depan mulai Juni.
Tapering The Fed yang lebih cepat yang bersamaan dengan percepatan inflasi akan memberi tekanan pada beberapa bank sentral Asean untuk melakukan pengetatan lebih cepat.
Sementara itu, Indonesia akan menaikkan suku bunga hingga 75 basis poin, Malaysia dan Vietnam sebesar 50 basis poin. Sementara itu, Thailand dan Filipina diperkirakan akan meningkatkan suku bunga 25 basis poin pada tahun depan.
Adapun Singapura akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter 50 basis poin dalam pelemahan mata uang yang diperkirakan pada April.
